LEMBANG – Proyek perbaikan saluran drainase di wilayah Lembang, Kabupaten Bandung Barat, berujung pada kecelakaan. Sebuah truk Fuso terperosok di Jalan Panorama pada Rabu (21/6) pagi.
Kecelakaan tersebut diduga terjadi karena galian yang diurug oleh pekerja amblas, tidak mampu menahan beban saat mobil melintas. Parahnya lagi, di sepanjang lokasi galian, minim terdapat rambu-rambu keselamatan lalu lintas yang dipasang oleh pelaksana proyek.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun, kecelakaan truk tersebut menyebabkan kemacetan yang cukup parah, hingga pihak kepolisian terpaksa mengalihkan arus lalu lintas karena menunggu proses evakuasi truk dengan menggunakan truk lain.
Baca Juga:Dinas Perhubungan Karawang Dorong Pengusaha Angkot Alihkan Kepemilikan Kendaraan ke Badan Hukum Demi Insentif PajakPelaku Pembunuh Ayah Kandung di Karawang Ditemukan Mengurung Diri di Kamar Dengan Linggis dan Pisau Penuh Darah
“Truk datang dari Subang menuju arah Bandung, tiba di lokasi kejadian di depan Pasar Panorama Lembang, truk terperosok akibat galian drainase yang belum selesai,” terang Panit Lantas Polsek Lembang, AKP Asep Ratman.
Dia menjelaskan bahwa kendaraan dari arah Subang dan Alun-alun tidak dapat melintasi Jalan Panorama karena sementara ditutup untuk proses evakuasi. Seluruh kendaraan dialihkan melalui Jalan Maribaya, kemudian diarahkan ke Jalan Seskoau dan Jalan Adiwarta.
“Kemacetan akhirnya berhasil terurai setelah truk dievakuasi dan barang muatannya dipindahkan ke truk lain,” ungkapnya.
Jalan Panorama dapat dilalui oleh kendaraan kembali sekitar pukul 09.00 WIB, dan arus lalu lintas kembali normal. Namun, proyek perbaikan gorong-gorong drainase yang sedang berlangsung selama hampir sebulan telah menyebabkan penyempitan jalan.
Kemacetan sering terjadi setiap hari, terutama saat akhir pekan dan libur panjang. Warga berharap pelaksana proyek segera menyelesaikan perbaikan drainase karena banyak warga yang terdampak.
“Kami sebagai warga sulit untuk beraktivitas karena jalan gang yang biasa dilalui digali untuk pembuatan saluran drainase. Bahkan untuk pergi ke pasar sekalipun, sekarang harus mengambil jalur memutar karena jalan tersebut tidak bisa dilalui oleh kendaraan,” ujar Ian seorang warga Lembang.(eko/ded)