KARAWANG-Seorang mantan kepala madrasah di Adiarsa Barat Karawang diduga menggelapkan sejumlah uang tabungan siswa. Total uang yang digelapkan sekitar Rp31 juta, berasal dari uang tabungan santri, uang buku dan uang dewan guru, di Kecamatan Karawang Barat, Senin (26/6).
Saat dikonfirmasi, Deden Ahmad, salah seorang dewan guru madrasah mangatakan, kejadian tersebut memang nyata adanya dan dilakukan oleh mantan kepala madrasah.
“Iya, hal tersebut terjadi di madrasah tempat saya ngajar dan kejadian ini sudah hampir 1 tahun dan belum ada itikad baik dari pelaku,” ujarnya.
Baca Juga:Jelang HUT Bhayangkara, Jabatan Kapolres Subang Berganti, Masih Banyak Kasus Belum Terungkap!Pusing Tidak Bekerja Setelah Covid-19, Heri Berani Coba Budidaya Ikan Lele
Dugaan motif terjadinya masalah tersebut, Deden sapaan akrabnya menjelaskan tidak mengetahui kenapa hal tersebut terjadi dilakukan oleh mantan kepala madrasah.
“Saya juga nggak begitu paham dan nggak tahu itu uangnya dipake apa sama dia, yang jelas tiba tiba saya dikasih buku catatan keuangan tanpa dikasih uangnya sepeserpun, kemudian abis itu dia ngga pernah muncul lagi ke madrasah,” ucapnya.
Atas masalah tersebut, madrasah sudah melakukan tindakan yaitu dengan mendatangi rumah yang bersangkutan yang beralamat di Gorowong Adiarsa Timur.
“Ya ini sudah merusak citra madrasah terhadap orang tua santri. Akhirnya, saya yang kena getahnya ditanyain terus uang tabungan juga buku sama orang tua santri,” jelasnya.
“Saya sudah datang ke rumahnya yang di Gorowong. Kemudian, saya juga sudah mengundang orang tersebut untuk hadir rapat bersama orang tua, supaya masalah ini selesai, tapi dia malah ngga hadir. Sampai hari ini, janji-janji terus dan tidak ada itikad baiknya. Maka, saya dan kepala madrasah yang baru melakukan aduan masyarakat ke Polres Karawang supaya masalah ini segera selesai,” tambahnya.
Disisi lain, Fadjar Dwika Ramadhan, S.H. Kepala Madrasah baru saat dikonfirmasi menjelaskan, madrasah dalam hal ini serius bertanggung jawab agar masalah ini cepat selesai.
“Saya dan teman-teman dewan guru tidak hanya diam. Kami bertanggung jawab dan terus berupaya untuk menyelesaikan masalah ini. Seperti, dikatakan oleh pak Deden bahwa madrasah pernah mendatangi rumahnya kemudian mengundang rapat bersama orang tua namun yang bersangkutan tidak hadir,” jelasnya.