KARAWANG-Salah seorang pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Karawang, Andri Kusuma bertekad mempertahankan proses pembuatan kopi secara tradisional.
Andri mulai merintis usaha Kopi Eno di kedai miliknya di wilayah Telujambe, Karawang sejak tahun 2020. Memang terbilang baru, tetapi Andri mengaku mempelajari semuanya secara otodidak.
“Mulai buka setelah pensiun dari angkutan bus malam. Awalnya saya hanya penikmat kopi, tapi akhirnya jadi ada keinginan untuk terjun diindustri kopi,” ujarnya.
Baca Juga:PPDB dan Mahalnya Sebuah Kemandirian dan KejujuranHaji Mabrur: Agen Perubahan, Sebuah Harapan Masa Depan
Ia menuturkan, otodidak yang dimaksud adalah mempelajari ilmu industri kopi dari mesin pencarian seperti google, youtube dan jurnal mahasiswa.
“Bisa dibilang semuanya belajar dari internet, gak pernah ikut sekolah atau pelatihan sama sekali sebelumnya,” tuturnya.
Uniknya, barang-barang yang ia punya tidak seperti para pegiat kopi pada umumnya.
Jika kebanyakan orang menggunakan mesin modern, ia hanya menggunakan alat-alat seadanya seperti kastrol untuk menyangrai, nyiru (Penampah) untuk mengayak dan penggiling obat berukuran kecil untuk menggiling biji kopi.
“Gak ada alat mahal, gak ada alat modern. Inilah kopi eno,” katanya.
Untuk bahan bakunya sendiri, Andri mengambil biji kopi dari gunung Sanggabuana Karawang. Ia cukup terampil karena bisa mengolah satu jenis kopi robusta menjadi 7 macam rasa.
“Untuk rasa, saya main takaran. Itu nanti bisa menyerupai rasa kopi yang biasa orang-orang minum, apapun jenisnya. Saat menyangrai pun, bisa ditentukan rose, medium, dark-nya. Dari situ tingkat kepekatan akan berbeda,” jelas Andri.
Baca Juga:Lapang Bintang Pusat Keramaian di Subang Kota: Tempat Asyik Olahraga, Hingga Ladang Cuan MasyarakatPT TKG Taekwang Indonesia Rutin Kurban Setiap Tahun
Menurutnya, proses pembuatan kopi secara tradisional dan modern akan mempengaruhi keotentikan rasa. Oleh karena itu, hingga saat ini ia masih terus mempertahankan teknik tradisional.
Prosesnya sendiri dimulai dengan menyiapkan alat, menimbang biji kopi, menyangrai, mengayak, meniruskan, menyimpan kopi 2 hari, uji rasa, pembuangan oksidasi pembakaran, pembentukan rasa dan menggiling.
“Saya tidak pernah menyimpan kopi giling karena tahannya sebentar, jadi menggiling by request agar fresh untuk pembeli,” tutupnya.(use/ery)