Menggali Nilai-Nilai Profil Pelajar Pancasila Dalam Kisah Keluarga Nabi Ibrahim

Menggali Nilai-Nilai Profil Pelajar Pancasila Dalam Kisah Keluarga Nabi Ibrahim
0 Komentar

Ada enam elemen dalam Profil Pelajar Pancasila, yaitu: berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Mari kita coba telaah satu per satu. Profil yang pertama adalah berakhlak Mulia. Elemen ini mengacu pada pengembangan karakter yang baik dan etika yang luhur. Berakhlak mulia mencakup nilai-nilai seperti kejujuran, kesopanan, toleransi, empati, integritas, dan tanggung jawab. Pelajar Pancasila diharapkan memiliki perilaku yang baik dan mampu menjaga moralitas dalam kehidupan sehari-hari.

Adakah dalam kisah keluarga Ibrahim yang mencerminkan akhlak mulia? Tentu kita semua mengetahui bahwa sosok Nabi Ibrahim dan keluarga nya adalah sosok pribadi yang memiliki akhlak mulia. Sebuah penelitian literatur yang menggunakan metode tafsir maudui menemukan bahwa keberhasilan Nabi Ibrahim dalam mendidik putranya karena menjadikan tauhid sebagai pondasi utama. Ismail semenjak kecil sudah dikenalkan dengan nilai-nilai Ketuhanan. Dari kepatuhan kepada Tuhan berbuah kepatuhan kepada orang tua. Pendidikan tauhid melahirkan anak yang penyabar. Sabar adalah satu karakter utama yang harus dimiliki anak manusia untuk menjadi insan paripurna.

Elemen berikutnya dalam profil pelajar pancasila adalah Berkebinekaan global, yang menekankan pentingnya menghargai perbedaan dan mampu beradaptasi dengan budaya, agama, dan keanekaragaman masyarakat global. Kesabaran Nabi Ismail saat masih remaja dan ketaatan pada ayahnya sebagai implementasi nilai ketauhidan menjadi sebuah momen sangat dramatis dengan diganti sosoknya dengan sebuah hewan kurban.
Ritual kurban ini, jika kita gali lebih dalam tidak sekedar praktik ibadah yang dilakukan oleh umat Muslim sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT dan mengikuti contoh Nabi Ibrahim. Namun, dalam konteks hubungan antaragama dan budaya yang harmonis, praktik kurban dapat mencerminkan nilai saling menghormati perbedaan agama dan budaya.

Baca Juga:Kondisi Keuangan Pemkab Tidak Baik-baik Saja, Kas Daerah Hanya Tersisa Rp40 MiliarDibuka Sejak Tahun 1978, Pesona Keindahan Curug Cijalu Dinikmati Wisatawan Luar

Dalam praktik kurban, umat Muslim diharapkan membagikan daging kurban kepada orang yang membutuhkan, termasuk mereka yang bukan beragama Islam. Hal ini dapat menjadi kesempatan untuk mempererat hubungan antaragama dan saling memahami antarbudaya dengan cara menghormati dan berbagi dengan sesama. Jadi ibadah kurban bukan hanya ibdah ritual semata tapi juga juga sarat dengan ibadah sosial. Diantara sesama machluk Allah harus saling mengasihi dengan berbagi kebahagiaan di bulan Dhulhijah.

0 Komentar