KARAWANG-Daun dan kayu adalah sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal, salah satunya kerajinan.
Hanya bermodalkan daun ketapang dan kayu jati, Tata Wiharja (40) warga desa Cimahi, Kecamatan Klari, Karawang bisa mengukir kerajinan berbagai bentuk.
Dari mulai bentuk wajah, wayang, kaligrafi serta berbagai suvenir kayu berbentuk kapal pinisi, bedog lubug, tengkorak, ukiran nama, pedang, kopi, cincin dan bentuk pesanan lainnya.
“Saya dari kecil seneng seni, bikin kerajinan. Dari tahun 2002 udah mulai bikin kerajinan kayu. Kalau ukiran daun, itu baru pas covid 2019,” ungkap Tata pada Senin (10/7).
Ia menuturkan, daun dan kayu memiliki tingkat kesulitan yang berbeda. Menurutnya, mengukir daun yang sifatnya rapuh lebih sulit dibanding mengukir kayu yang keras.
Baca Juga:Pasca Revitalisasi Pasar Kalijati, Pedagang: Pasar Nyaman Tapi Pembeli BerkurangBKPSDM Ajukan Pengadaan P3K Tahun 2023 Kabupaten Subang, Berikut Formasi yang Dibutuhkan
“Kayu lebih mudah, kalau daun kesusahannya itu saat mengukir riskan. Salah ngelekuk pisau saja bisa sobek, apalagi kalau pola gambarnya kecil,” terangnya.
Ia menjelaskan, kerajinan daun diproses dengan cara direbus sampai layu, dipres menggunakan triplek dan baru bisa diukir apabila daun rebusannya telah kering.
Sedangkan kayu, ia memanfaatkan limbah kayu jati dari pabrik yang telah terolah sedemikian rupa, sehingga tidak perlu diawetkan lagi karena ketahanannya sudah kuat.
“Kita cari daun yang gak terlalu tua dan gak terlalu muda, kemudian diawetkan pake clear. Sedangkan kayu, itu limbah pabrik, jadi sudah tahan rayap tanpa saya apa-apakan,” jelas Tata.
Sejauh ini, karya-karya Tata baru terjual di wilayah Karawang saja dengan kisaran harga daun 50 ribu sampai 300 ribu dan kayu 5 ribu sampai 150 ribu.
Kata Tata, bagi yang ingin membeli sistemnya PO dan proses pembuatannya tidak lebih dari satu hari. Ia berharap, karya-karya miliknya bisa terekspos lebih luas lagi hingga go internasional.
“Mudah-mudahan pelaku seni di Karawang bisa dikenal lebih luas, bisa go nasional, syukur-syukur go internasional,” tutupnya.(aef/ded)