PASUNDANEKSPRES – Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang Berpotensi Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Nasional
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berharap bahwa kehadiran Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang dapat menjadi potensi bisnis yang mendukung perekonomian lokal maupun nasional.
“Dengan berkembangnya Pelabuhan Patimban, pelayanan transportasi laut dan logistik di Jawa Barat dapat menjadi lebih mudah, efisien, dan berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian di kawasan tersebut serta di tingkat nasional,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, Arif Toha Tjahjagama, dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Patimban Connection: Menyikapi Potensi Bisnis Melalui Pelabuhan Internasional Patimban secara daring di Karawang pada Rabu (12/7).
Baca Juga:Albert: PAD Kabupaten Subang Belum MaksimalHAPMI Karawang Sabet Prestasi di Festival Pop Singer HAPMI Jawa Barat 2023
Arif menyatakan bahwa perlu adanya sinergi antara semua pemangku kepentingan untuk memperkenalkan Pelabuhan Patimban kepada pelaku usaha di Kawasan Industri, serta pelaku usaha dan produsen di Jawa Barat. Kemenhub bersama Pemerintah Kabupaten Subang dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus mempromosikan Patimban sebagai pemantik potensi bisnis di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya.
Pelabuhan Patimban sedang dibangun dan dikembangkan dalam beberapa tahap. Tahap 1-1 telah selesai dibangun pada tahun 2018 hingga 2021, sedangkan tahap 1-2 sedang berlangsung dari tahun 2022 hingga 2025. Selanjutnya, akan dilanjutkan dengan tahap 2 dan 3.
Pada tahap 1-1, telah dibangun terminal peti kemas seluas 35 hektar dengan kapasitas 250.000 TEUs (Twenty-foot Equivalent Unit) dan terminal kendaraan seluas 25 hektar dengan kapasitas 218.000 CBU (Completely Built-Up). Anggaran yang digunakan untuk proyek ini sebesar Rp 14 triliun, yang berasal dari pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA).
Pada tahap 1-2 yang sedang berlangsung dan ditargetkan selesai pada tahun 2025, akan dibangun terminal peti kemas seluas 66 hektar dengan kapasitas 3,75 juta TEUs, terminal kendaraan seluas 25 hektar dengan kapasitas kumulatif 600.000 CBU, dan terminal roll-on/roll-off (roro) seluas 200 meter. Anggaran yang diperlukan untuk tahap ini adalah sebesar Rp 9,5 triliun, yang juga berasal dari pinjaman JICA.
Arif menambahkan bahwa tahap 2 akan dimulai pada tahun 2024-2025 dengan anggaran sebesar Rp 7,58 triliun untuk pembangunan terminal peti kemas dengan kapasitas 5,5 juta TEUs. Tahap terakhir, yaitu tahap 3 dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), akan dimulai pada tahun 2026 hingga 2027 untuk pembangunan terminal peti kemas dengan kapasitas kumulatif 7,5 juta TEUs. Anggaran yang dibutuhkan untuk tahap ini adalah sebesar Rp 3,86 triliun.