KARAWANG-Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berharap jika keberadaan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang menjadi potensi bisnis di Pelabuhan dan wilayah sekitar. Hal itu untuk meningkatkan perekonomian daerah dan juga nasional.
“Saya berharap dengan berkembangnya Pelabuhan Patimban, pelayanan transportasi laut dan logistik dapat lebih mudah, lebih efisien, serta meningkatkan perekonomian di kawasan Jawa Barat dan perekonomian nasional,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, Arif Toha Tjahjagama dalam Focus Group Disscussion (FGD) Patimban Connection, dengan tema Menyingkap Potensi Bisnis Melalui Pelabuhan Internasional Patimban di Karawang, Rabu (12/7).
Oleh sebab itu, lanjut Arif, diperlukan semua stakeholder harus memperkenalkan Pelabuhan Patimban kepada pelaku usaha yang berada di Kawasan Industri, pelaku usaha dan produsen di Jawa Barat. “Kami bersama Pemkab Subang dan Pemprov Jabar terus mempromosikan Patimban sebagai pemantik potensi bisnis di Jawa Barat dan sekitarnya,” katanya.
Baca Juga:HAPMI Karawang Raih Juara Pop Singer Tingkat Jawa BaratPolisi Tangkap Pelaku Penyiraman Cairan Kimia
Dijelaskan, Pelabuhan Patimban dibangun dan dikembangkan dalam beberapa tahap, yakni tahap 1-1 dibangun pada tahun 2018 sampai dengan tahun 2021, dan tahap 1- 2 dilaksanakan pada tahun 2022 sampai dengan tahun 2025, yang nanti selanjutnya akan dilanjutkan pada tahap 2 dan 3.
Pada tahap 1-1, selesai terbangun terminal peti kemas seluar 35 hektare dengan kapasitas 250.000 TEUs dan terminal kendaraan seluas 25 hektare dengan kapasitas 218.000 CBU. Serapan anggaran untuk proyek ini sebesar Rpw 14 triliun yang berasal dari pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA).
Pada tahap 1-2 yang tengah dibangun sejak 2022 dan ditargetkan rampung 2025 akan memiliki terminal peti kemas dengan luas 66 hektare kapasitas 3,75 juta TEUS dan terminal kendaraan seluas 25 hektare dengan kapasitas kumulatif 600.000 CBU serta terminal roro seluas 200 meter. Anggaran yang dihabiskan untuk proyek ini sebanyak Rp 9,5 triliun yang berasal dari pinjaman JICA.
Ia menambahkan, untuk tahap 2 mulai dibangun pada 2024-2-25 dengan anggaran yang dibutuhkan Rp7,58 triliun untuk pembangunan terminal peti kemas dengan kapasitas tampung 5,5 juta TEUs. Terakhir yaitu tahap 3 dengan skema KPBU mulai dibangun 2026 hingga 2027 untuk proyek pembangunan terminal peti kemas dengan kapasitas kumulatif 7,5 juta TEUs. Anggaran yang dibutuhkan Rp3,86 triliun.