Bulan Muharram: Bulan Bermuhasabah dan Berhijrah

Bulan Muharram: Bulan Bermuhasabah dan Berhijrah
0 Komentar

Dalam beberapa ayat, Allah selalu menekankan kata iman yang diikuti dengan kata beramal shaleh atau beriman dengan berbuat kebajikan. Jadi orang yang sudah menetapkan menjadi orang yang beriman harus berbuah dengan kebajikan atau beramal shaleh. Mencintai penciptanya kemudian mencintai pula yang diciptakannya.

Kemudian disambung dengan bentuk apresiasi bagi mereka itu dengan surga, suatu pahala yang paling baik. Jika bekal yang paling baik adalah taqwa maka pahala yang paling baik adalah surga dan makhluk yang paling baik di sisi Allah swt adalah yang paling memberikan manfaat bagi orang lain.

Maka kita perlu berhisab sebelum dihisab oleh Allah swt sebagaimana Sayyidina Umar bin Kattab berkata : hisablah diri kalian sebelum dihisab oleh Allah SWT. Mari menyambut tahun baru hijriyah 1445 H ini kita melakukan evaluasi terhadap ibadah kita, perilaku kita dan ibadah sosial kita untuk hijrah ke masa depan yang lebih baik.

Baca Juga:Purwakarta Surplus Pangan, Diprediksi Capai 197.720 Ton GKGPolres Karawang Tangkap Tiga Pelaku Pembacokan, Tersangka Dijerat Ancaman 15 Tahun Penjara

Banyak saudara kita yang sudah tidak lagi punya kesempatan untuk memperbaiki diri karena sudah meninggal duluan.

Sebagaiman Rosul mengajarkan kepada kita bahwa : Orang yang beruntung adalah orang yang menghisab dirinya serta beramal untuk kehidupan setelah kematian (HR Turmudzi).

Ada resep dari salah seorang sahabat kita, sebelum kamu tidur coba bermuhasabahlah kamu, selama seharian ini dosa apa yang yang kamu lakukan dan ibadah apa pula yang telah engkau laksanakan. Berhisab setiap hari untuk memperbaiki kehidupan kita di hari esok. Model akuntansi ibadah melalui berhisab setiap mau menuju tidur sangat efektif untuk memperbaiki kualitas ibadah kita dan menjauhi perbuatan tercela.

Disamping itu, ada ajaran Rosulullah saw saat menyambut tahun baru hijriyah adalah dengan melaksanakan puasa tgl 9 dan 10 muharram atau tanggal 10 muharram saja sebagai rasa syukur kita atas nikmat Allah yang masih diberikan kepada kita semua sehingga kita masih diberi nafas panjang untuk melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya, dalam upaya untuk mendapatkan bekal yang cukup dan bermutu untuk kehidupan akherat. Keutamakan puasa pada hari Asyura kata Nabi bisa menghapuskan dosa kita setahun yang lalau (HR Muslim).

0 Komentar