KARAWANG-Mantan Ajudan Presiden Soekarno, mengusulkan nama-nama para pelaku sejarah detik-detik proklamasi pada peristiwa Rengasdengklok 16 Agustus 1945 diabadikan sebagai nama jalan.
Permintaan tersebut disampaikan langsung oleh Inspektur Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Sidarto Danusubroto, S.H, mantan ajudan Bung Karno saat menjadi tamu kehormatan di acara Forum Grup Diskusi (FGD) Wawasan Kebangsaan Jaket Bung Karno yang digelar di Aula Indo Alam Sari, Kamis (20/7) pagi.
Sidarto mengungkapkan, sejumlah tokoh nasional dalam peristiwa Rengasdengklok sudah selayaknya diberikan penghargaan. Alasanya, meski berada di belakang layar, peran mereka cukup vital dalam membantu Soekarno-Hatta mendeklarasikan kemerdekaan. Salah satunya dengan mengabadikan nama mereka sebagai nama jalan. Tokoh tokoh yang dimaksud seperti Wikana, Singgih, Soekarni, Ahmad Soebarjo, Chaerul Saleh.
Baca Juga:Usulkan 2.017 Formasi PPPK Tahun 2023, Kemenpan Jamin Kelulusan 88 Guru Kategori P1Warga Banceuy Konsisten Lestarikan Ruwatan Bumi
“Pemkab Karawang saya rasa perlu memberikan apresiasi kepada tokoh tokoh ini, karena Karawang menjadi bagian tak terpisahkan dari peristiwa detik detik proklamasi RI Agustus 1945,” ungkap Sudarto, yang pernah menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat tahun 1988-1991 ini.
Selain itu, Sidarto juga menyebut sosok Djiaw Kie Siong, pemilik rumah yang dijadikan tempat perundingan menyusun naskah proklamasi, sebagai tokoh yang juga layak namanya diabadikan sebagai nama jalan. Pasalnya, Djiaw Kie Siong merupakan tokoh Tionghoa yang juga Tentara PETA.
“Dari Djiaw Kie Siong ini kita bisa memetik pelajaran, meski bukan asli pribumi, sumbangsih dan jasanya bagi bangsa kita sangat besar. Kalau dijadikan nama jalan, akan menimbulkan rasa kebhinekaan, masyarakat tionghoa pasti merasa terwakili dan mendapatkan tempat di Karawang,” terangnya.
Sebagai informasi, Sidarto lahir di Yogyakarta, 11 Juni 1936. Dia ajudan terakhir Presiden Soekarno dari kepolisian, saat peralihan kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru di tahun1967-1968.
Sidarto pernah menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019. Selanjutnya, dia menjabat sebagai anggota Wantimpres sejak 2019 sampai sekarang.(aef/ery)