Penduduk Miskin di Purwakarta Bertambah, Program PKH Jadi Solusi Atasi Kemiskinan

Penduduk Miskin di Purwakarta Bertambah, Program PKH Jadi Solusi Atasi Kemiskinan
ILUSTRASI
0 Komentar

“Rakyat Purwakarta yang awalnya berada di atas garis kemiskinan (kelas menengah, red) merosot ke bawah karena kehilangan sumber penghidupan ekonomi,” ujarnya.

Dari aspek kebijakan refocusing, konteksnya bisa dipahami. Orientasi refocusing dominan ke aspek mitigasi pandemi. Sedangkan mitigasi ekonomi seperti luput dari perhatian (concern).

Lalu bagaimana pergerakan ekonominya? Untuk menjawabnya, kata dia, indikator pertumbuhan ekonomi yang didapat dari perbandingan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga konstan tidak bisa dijadikan petunjuk tunggal.

Baca Juga:Anggota DPRD Subang Ajak Semua Pihak Atasi Human TraffickingBerdiri Sejak 2015, Farina Beauty Clinic Subang Sukses Layani Masyarakat Selama Delapan Tahun

“Perlu diperiksa juga aspek pemerataan (equity). Penandanya adalah persentase rakyat berdasarkan kelompok pengeluaran,” ucap Widdy.

Disebutkannya, potret nasib kelas sosial rentan tersebut bukanlah insiden tunggal alias terjadi begitu saja. Ada variabel yang turut berkontribusi.

“Sebut saja, Pemerintah Kabupaten Purwakarta melalui kebijakan sekaligus intervensi anggaran publik. Dampak kebijakan serta intervensi anggaran tersebut dapat dilacak melalui jejak data,” katanya.

Faktor Kemiskinan

Sementara itu, Sub Bidang Pengembangan Data dan Informasi Bappelitbangda Kabupaten Purwakarta menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya angka kemiskinan di Kabupaten Purwakarta.

Hasil analisis statistik terhadap data 2007-2020 dengan menggunakan metode multiregresi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan langsung antara angka kemiskinan dan angka pengangguran.

Namun, keduanya terhubung secara tidak langsung oleh laju pertumbuhan ekonomi dan nilai inflasi.

Hal ini juga menunjukkan perlunya kebijakan strategis ekonomi makro dalam menanggulangi problematika kemiskinan di Kabupaten Purwakarta secara mendasar.

Baca Juga:Data Indeks Kapasitas Fiskal Daerah Subang Sangat Rendah di Bawah 15,97 PersenMantan Ajudan Presiden Soekarno Usulkan Pelaku Sejarah Peristiwa Rengasdengklok Diabadikan sebagai Nama Jalan

Hasil analisis statistik terhadap data 2007-2020 dengan menggunakan metode multiregresi menunjukkan bahwa sekitar 75 persen bagian dari angka kemiskinan ditentukan oleh
laju pertumbuhan ekonomi dan nilai inflasi. Di mana, kenaikan angka kemiskinan lebih rentan terjadi pada saat nilai inflasi meningkat.

Hasil analisis juga menunjukkan, bahwa sekitar 76 persen bagian dari angka pengangguran ditentukan oleh laju pertumbuhan ekonomi dan nilai inflasi, dimana kenaikan angka pengangguran juga lebih rentan terjadi pada saat nilai inflasi meningkat.

Hasil analisis statistik terhadap data 2007-2020 dengan menggunakan metode multiregresi menunjukkan bahwa kenaikan angka kemiskinan dan angka pengangguran lebih rentan terjadi pada saat nilai inflasi meningkat.

0 Komentar