Memaknai Tahun Baru Hijriyah 1445 H

choirul
0 Komentar

Ayat tersebut mengingatkan pada kita agar kita jangan sampai menjadi orang yang merugi, dan kesempatan ini adalah kesempatan emas, di tahun baru hijriyah untuk melakukan muhasabah atau berhisab, apakah kita sudah beriman dengan baik dan beramal shaleh ?

Nilai hijrah yang sebenarnya adalah bukan hanya dalam arti hijrah fisik atau berpindah tempat saja tapi hijrah dalam pengertian hati, berpindah dari kondisi yang kurang baik ibadahnya menjadi lebih baik atau kondisi yang kurang maju menjadi yang lebih maju.

Dalam hukum migrasi oleh Ravenstein dikatakan bahwa orintasi berpindah adalah untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik atau peningkatan kesejahteraan maka daerah tujuan migrasi adalah daerah yang memberi peluang untuk menciptakan kesejahteraan atau dalam istilah pakar mobilitas Mantra, daerah yang memiliki nilai utilitas yang tinggi.

Baca Juga:Penduduk Miskin di Purwakarta Bertambah, Program PKH Jadi Solusi Atasi KemiskinanAnggota DPRD Subang Ajak Semua Pihak Atasi Human Trafficking

Memaknai hijrah di masa kini dengan berkaca pada ibadah masa lalu untuk memperbaiki ibadah pada masa yang akan datang dengan mengacu syareat karena umur kita semakin bertambah berarti jatahnya semakin berkurang untuk mendekati kematian, oleh karenanya introspeksi diri adalah hal yang paling bagus yang segera dilakukan. Petuah bijak mengatakan mampu melihat kekurangan orang lain itu hebat tetapi mampu melihat kekurangan diri sendiri bisa lebih hebat. QS Al Hasyr ayat 18 : “Wahai orang orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok(akherat) dan bertakwalah kepad Allah .Sungguh Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan”.

Mengkaji ayat tersebut berarti kita orang yang beriman diperintahkan untuk selalu bermuhasabah dan berorientasi ke depan karena hanya ada 2 hari yaitu hari ini dan hari esok. Hari ini adalah kehidupan di dunia untuk mempersiapkan kehidupan esok atau hari ke 2 yaitu hari esok yaitu hari sesudah mati atau hari keabadian atau kekekalan.

Berhusahabah berarti berusaha membandingkan perilaku ibadah saat ini dengan masa lalu dan mulai berbenah dari yang sekecil mungkin dan luaskan agenda perbaikan ibadah kita. Misalnya dengan membuat catatan dan hasil mulai dari sholat wajib kita,sholat sunnah,sholat jamaah di masjid,Kekhusuan dan ketepatan sholat kita, muamalah kita, silaturahmi kita, shadaqah kita sampai pada kepedulian kita pada sesama machluk Tuhan dan menjaga lisan dan anggota tubuh kita dari perbuatan yang dilarang agama. Rosululloh pernah ditanya oleh sahabat : Ya Rosul, hijrah yang paling utama itu apa? Meninggalkan perilaku buruk menuju ke baik.

0 Komentar