SUBANG-Petani di Pantura Subang mengeluhkan lahan pesawahan yang mengalami kekeringan. Mereka saat ini kesulitan mendapatkan air untuk mengairi pesawahannya.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Subang, Sulaeman Sidik mengatakan, kekeringan dan sulitnya air tersebut disebabkan oleh banyak kendala.
“Kendalanya yaitu pengairan dari hulu ke hilir, terutama di jaringan irigasi tersier banyak yang harus diperbaiki,” terangnya kepada Pasundan Ekspres, Kamis (27/7).
Baca Juga:Inspektorat Daerah Kabupaten Subang Temukan Pengelolaan Aset di 22 Desa Bermasalah, Berikut Nama Desanya..Workshop Cloud Computing Tingkatkan Kompetensi Guru dan Siswa SMK
Selain jaringan irigasi yang harus diperbaiki, Sulaeman Sidik mengatakan, fenomena El Nino yang saat ini terjadi dapat mempengaruhi masa tanam.
“Saat ini cuaca ekstrem atau El Nino dan curah hujan rendah yang diprediksi sampai bulan September 2023. Diimbau untuk para petani, gapoktan, dan tokoh tani harus bersama-sama melakukan percepatan gerakan tanam antisipasi kekeringan,” ujarnya.
Tak hanya kendala irigasi dan cuaca estrem, kata dia, petani khususnya di wilayah Pantura agar sulit diberi arahan terkait gerakan tanam.
“Karakter petani khususnya di Pantura sulit diberi arahan terkait gerakan tanam, selalu menunggu waktu. Ada air pun dibiarkan, selalu molor jadwal tanam sehingga berdampak pada ketersedian air,” ucapnya.
Menurutnya, petani di Pantura harus memanfaatkan sumber-sumber air yang tersedia atau sumur bor yang dibangun di tengah sawah guna mengairi lahan pertanian disekelilingnya.(cdp/ysp)