Restitusi: Sebuah Upaya Mengembalikan dan Menuntun Kodrat Peserta Didik

Restitusi: Sebuah Upaya Mengembalikan dan Menuntun Kodrat Peserta Didik
0 Komentar

Ketiga, dapat memulihkan peserta didik setelah bersalah. Setiap peserta didik berpeluang melakukan kesalahan. Saat melakukan kesalahan ini biasanya muncul rasa rendah diri pada peserta didik karena ia merasa bersalah. Melalui restitusi, peserta didik dituntun untuk dapat memaknai kesalahannya dan kembali menemukan harga dirinya.

Pada praktinya restitusi memiliki ciri yang berbeda dengan penerapan program penanaman disiplin lain diantaranya;

Pertama, Tujuan utamanya. Tujuan utama dari restitusi adalah untuk memberikan umpan balik yang konstruktif dan membantu peserta didik belajar dari kesalahan mereka. Ini adalah pendekatan yang lebih berfokus pada pembelajaran dan pemahaman, daripada hanya mengenakan hukuman.

Baca Juga:Mantan Ketua DPD Perindo, Nyaleg DPRD Provinsi dari PKSMengenal Geologi Majalengka

Kedua, Pendekatan dan sifat. Restitusi menekankan penggunaan penghargaan dan penguatan positif untuk memotivasi peserta didik. Umpan balik positif dan pengakuan diberikan untuk menghargai perilaku yang baik.

Ketiga, Pekanan pada pemecahan masalah. Restitusi berfokus pada memberikan kesempatan untuk belajar dari kesalahan dan mengembangkan keterampilan sosial dan pemecahan masalah.

Keempat, Pengaruh pada peserta didik dan guru. Pendekatan restitusi dapat meningkatkan hubungan antara peserta didik dan guru atau orang dewasa karena melibatkan dialog, empati, dan pengakuan atas usaha peserta didik.

Untuk menerapkan restitusi dengan baik, seorang guru harus memiliki beberapa keterampilan dan kemampuan khusus. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh seorang guru untuk berhasil menerapkan restitusi dalam kelas diantranya;

Pertama, Memiliki keterampilan komunikasi. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas dan efektif sangat penting dalam menerapkan restitusi. Guru harus dapat mendengarkan peserta didik dengan empati, mengajukan pertanyaan yang relevan, dan memberikan umpan balik yang konstruktif.

Kedua, Memiliki keterampilan pemecahan masalah. Dalam menerapkan restitusi, guru harus mampu mengidentifikasi akar permasalahan yang menyebabkan perilaku peserta didik, membantu peserta didik memahami dampak dari tindakan mereka, dan bersama-sama merencanakan solusi yang baik.

Ketiga, Memiliki empati dan pengertian. Guru yang menerapkan restitusi perlu memiliki rasa empati terhadap peserta didik mereka. Mereka harus bisa memahami perspektif peserta didik, tantangan yang mereka hadapi, dan berusaha membantu mereka dengan penuh pengertian.

0 Komentar