Jualan Tak Laku, Pedagang Dengklok Kembali ke Lahan Pasar Lama

Jualan Tak Laku, Pedagang Dengklok Kembali ke Lahan Pasar Lama
KEMBALI: Sejumlah pedagang Pasar Proklamasi Rengasdengklok Karawang, memilih kembali pindah berjualan ke lokasi pasar lama. AEP SAEPULOH/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

KARAWANG-Sejumlah pedagang Pasar Proklamasi Rengasdengklok Karawang, memilih kembali pindah berjualan ke lokasi pasar lama Rengasdengklok milik Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA), yang saat ini tengah dibangun Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Pantauan di lokasi, banyaknya pedagang yang pindah karena barang dagangannya tidak laku di pasar baru, ditambah lagi mahalnya harga kios di Pasar Proklamasi Rengasdengklok membuat banyak pedagang memilih kembali ke lokasi pasar lama Rengasdengklok milik Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA).

Diketahui, lahan pasar lama Rengasdengklok dimiliki oleh dua pemilik berbeda, sebagian besar dimiliki PJKA, sebagian lagi merupakan tanah milik Pemkab Karawang.
Neni (44), salah seorang pedagang sayuran mengaku memilih kembali ke tanah Pasar lama milik PJKA karena dangannya tidak laku di Pasar Proklamasi.

Baca Juga:Semarakkan HUT ke-78 RI Pemkab Karawang Bagikan Ribuan Bendera Jelang HUT RI Ke-78Lima Tahun Produksi Jutaan Ton Padi, Purwakarta Perkuat Hanpang Nasional

“Saya sempet jualan disana. Tapi karena enggak laku dan ditekan harus masuk kios sedangkan saya gak punya uang, yasudah saya memutuskan pindah berjualan di tanah PJKA,” ungkap Neni, Senin (29/7).

Tidak hanya itu, Ia juga membeberkan jika ada sekitar 50 lebih pedagang yang keluar dari pasar Proklamasi dan kembali berjualan di Pasar PJKA.

“Banyak pak yang pindah, terutama pedagang sayuran ada sekitar lebih dari 50 pedagang,” katanya.

Senasib dengan Neni, Nuryani (36) penjual baju di Pasar Proklamasi mengaku tidak sanggup berjualan di Pasar Proklamasi karena ditekan harus bayar DP kios sedangkan dagangannya tidak kunjung laku.

“Boro-boro buat nyicil toko, buat kehidupan sehari-hari aja repot, pak. jarang dapat uang, yang ada modal abis, pak. Terus dari pihak PT. VIM (Pengelola Pasar) nya menekan ke para pedagang supaya cepat-cepat akad jual beli toko. Saya gak sanggup pak kalo cicilannya sebesar itu, bayangkan saja harga kontan kios saya Rp340 juta, kalau sudah masuk bank bayangin berapa perbulan cicilannya, sedangkan penghasilan di sini nol,” ujar Nuryani

Sambung Nuryani, dirinya juga berencana akan menyusul rekan-rekannya untuk berjualan di Pasar PJKA jika diusir dari Pasar Proklamasi karena gagal bayar DP kios.
“Ya kalau saya dikeluarkan juga, saya akan berjualan di PJKA, pak. Ini, saya juga lagi nyari tempat sana, barangkali jualan baju bisa,” imbuhnya.

0 Komentar