KARAWANG-Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Karawang mengungkapkan, hingga saat ini mutu kedelai di Karawang berkualitas rendah.
Oleh karena itu, pengrajin tahu tempe di Karawang masih mengandalkan kedelai impor dari Amerika karena dinilai lebih bagus.
“Kedelai lokal (Karawang) itu kecil, tengah-tengahnya hitam sehingga untuk dibuat tempe hasilnya akan jelek,” ujar Wahyu, Subkoor Perdagangan dalam Negeri Disperindag Karawang.
Baca Juga:Kebiasaan Orang Garut Berjualan Bendera di Subang, Manfaatkan Momen Satu Tahun SekaliKawis Mas Sebagai Wujud Syukur Atas Kemerdekaan
Ia melanjutkan, dalam satu bulan Pemerintah Kabupaten Karawang menyediakan sebanyak 2.000 kg kedelai import untuk produsen tahu dan tempe. Menurutnya, jumlah tersebut mencukupi bagi seluruh produsen tahu tempe di Karawang.
“Di Karawang itu belum bisa menghasilkan kedelai seperti import dari Amerika. Selain Amerika pesaingnya itu ada Brazil. Kuota 2.000 kg setiap bulan itu cukup, karena kalau pasokan tidak cukup bagi pengrajin tahu tempe, dimungkinkan akan terjadi demo,” lanjutnya.
Terakhir, ia menjelaskan, ketersediaan kedelai impor di Karawang tentu dipengaruhi juga oleh kuota yang berasal dari Pemerintah Pusat serta persaingan negara yang memproduksi kedelai impor.
“Karena itu, impor dipengaruhi keberadaannya oleh kuota dari pusat (importir). Misal kebutuhan kedelai untuk pengrajin tahu tempe Karawang sebanyak 1 juta kg per bulan, namun kuota dari Amerika diambil oleh negara lain. Jadi kuota Indonesia bisa berkurang,” tutupnya.(use/ery)