Pentingnya Observasi dan Wawancara Peserta Didik Baru

Pentingnya Observasi dan Wawancara Peserta Didik Baru
0 Komentar

Misalnya saja ketika kita menghadapi masalah yang membuat kita terpuruk, SQ akan mendorong kita untuk sadar bahwa masalah tersebut hadir karena kita memang mampu menyelesaikannya. SQ mendorong kita untuk sadar bahwa masalah yang hadir bukan menjadi penghambat tetapi juga sebagai sarana untuk menempa mental kita. SQ memiliki tiga kategori yaitu; tanggung jawab, kemanusiaan serta kebahagiaan. SQ akan mendorong kita menyelesaikan pekerjaan dengan penuh tanggungjawab.

Kesimpulannya, degradasi moral serta adab yang menjangkiti generasi saat ini karena kecerdasan emosional yang rendah. Berita-berita tentang kasus penganiayaan murid terhadap guru bahkan dosen membuat diri mengelus dada. Dimana adab sopan santun? Belum lagi banyaknya kasus perkelahian yang menjadi tontonan, tidak adanya rasa empati atau kasihan saat melihat teman yang dibully ataupun berkelahi. Mereka sibuk memotret setiap tindakan ataupun mem-videokannya.

Sebuah keharusan bagi seorang pendidik mengenal karakter serta mengetahui tingkat kecerdasan peserta didik guna menjadi modal dalam implementasi proses belajar. Guru perlu melibatkan orangtua dalam proses belajar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengenal siswa yaitu melalui wawancara dan observasi peserta didik dan wali murid.

Baca Juga:Distribusi Spasial Jumlah Penduduk, Kesejahteraan dan Kesehatan Negara di DuniaDua Bocah Subang Derita Lumpuh Otak, Orang Tua Berharap Anaknya Bisa Sembuh

Menurut KBBI, Observasi adalah peninjauan secara cermat. Sedangkan Wawancara meupakan tanya jawab yang dilakukan untuk mengumpul keterangan atau pendapat pada suatu permaslahan. Observasi dan wawancara dapat dilakukan pada awal semester yakni saat penerimaan siswa baru. Panitia PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) dapat bekerjasama dengan pihak ketiga yaitu psikolog dalam melakukan observasi, namun apabila dirasa mahal panitia PPDB dapat bekerjasama dengan guru BK atau guru bimbingan dan konseling dalam melakukan observasi dan wawancara.

Tujuan dilakukannya wawancara yaitu untuk mengetahui minat serta bakat siswa, mengetahui kemampuan matematis siswa serta mengetahui kondisi emosional calon peserta didik. Sedangkan wawancara terhadap orangtua bertujuan untuk memperkuat informasi dari siswa serta untuk menyamakan visi misi antara sekolah dan wali murid. Bagaimanapun orangtua dan guru perlu melakukan kolaborasi dalam Pendidikan sekolah.

Teknis dalam pelaksanaan observasi dan wawancara dapat dilakukan, pertama calon siswa bersama dengan walinya diundang secara klasikal, kemudian dilakukan wawancara pada keduanya. Pertama dengan siswa selanjutnya wawancara dengan orangtua wali. Pada sesi wawancara akan diperoleh hasil berupa kemampuan komunikasinya serta kecerdasan emosional siswa, bagaimana mereka merangkai kata-kata pada ucapan mereka. Untuk memperkuat hipotesis pertama tadi selanjutnya dilakukan wawancara terhadap orangtua wali, sesi ini dilakukan untuk memperkuat informasi yang didapat pada wawancara terhadap siswa. Selanjutnya kegiatan observasi atau mengamati. Materi dalam kegiatan observasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan sekolah misalnya saja soal matematika, studi kasus, mengaji serta kegiatan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) guna mengetahui social skill siswa.

0 Komentar