SUBANG-Penanganan stunting kerap digaungkan oleh Presiden RI Joko Widodo. Anak-anak yang tumbuh kembangnya tidak normal, menjadi prioritas pemerintah Indonesia saat ini.
Stunting dipicu oleh masalah gizi kronis, sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Di Kabupaten Subang saat ini ada 1.624 anak menderita stunting. Tahun 2022, jumlah anak stunting sebanyak 2.018 anak.
“Penderita stunting 1.624 orang, paling banyak di wilayah selatan dan utara,” kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Subang Dra Nunung Suryani.
Baca Juga:BPBD Subang Akan Siapkan Mesin Pompa Air Atasi KekeringanDPRD Ingatkan Perusahaan yang Ada di Karawang Pekerjakan Warga Lokal
Peran DP2KBP3A Kabupaten Subang dalam hal ini lebih kepada pencegahan agar tidak lahir anak stunting baru. Oleh karena itu kegiatan seperti sosialisasi dan pendampingan terus dilakukan.
“Sosialisasi kepada remaja baik di sekolah maupun di luar sekolah, pendampingan kepada calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca salin, balita dan baduta,” katanya.
Nunung Mengatakan, pendampingan kepada ibu hamil untuk memastikan bahwa ibu hamil diperiksa oleh tenaga kesehatan, mendapatkan imunitas, tidak anemia dan juga mengkonsumsi makanan yang bergizi agar asupan gizinya bagus sesuai dengan yang dibutuhkan ibu hamil.
Sedangkan untuk pendampingan ibu pasca salin untuk memastikan mereka memberikan asi eksklusif selama enam bulan kepada bayinya dan segera menggunakan alat kontrasepsi yang sesuai.
Ia menambahkan, untuk pendampingan kepada baduta dan balita seperti didampingi ketika dilakukan penimbangan di posyandu. Kemudian diberikan asi sampai usia 2 tahun dan diberi asupan gizi yang seimbang serta diberikan pola asuh yang tepat oleh orang tua dan keluarganya.
Nunung mengatakan, Kabupaten Subang saat ini berdasarkan survei status gizi Indonesia (SSGI) berada di posisi 5 Kabupaten/ Kota terendah dengan prevalensi berdasarkan elektronik pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat (EPPBGM) sebesar 1,80 persen, dan prevelensi 15,7 persen.
“Target kita di tahun ini bisa turun, dari 15,7 persen menjadi 14 persen tingkat prevelensinya,” katanya.
Baca Juga:10 UMKM Lokal Asli Karawang Masuk Final Pameran AKI 2023Unjuk Rasa Cabut UU Ciptaker, Ribuan Buruh Bergerak Menuju Jakarta
Sementara itu, Sekda Subang Asep Nuroni menyampaikan, pada tahun 2022 mencapai kategori kabupaten paling berkomitmen dalam penurunan stunting di Jawa Barat.(ygo/ysp)