Menjadikan pendidikan yang dipilih oleh masyarakat, satuan Pendidikan harus menyajikan “menu” yang memang dikehendaki oleh masyarakat tentunya dengan menyajikan banyak pilihan. Semakin baik dan memikat menunya maka akan semakin banyak yang tertarik, namun seandainya dengan menu itu tetap tidak ada peminatnya berarti faktor lain perlu dicari. Untuk itu sekolah harus mengembangkan inovasi masing-masing sesuai dengan potensi dan daya dukung yang dimiliknya. Sekarang banyak kompetisi atau lomba inovasi yang dikembangkan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah setempat perlu mendapat tanggapan yang serius dari satuan pendidikan dan pelaku pendidikan (GTK).
Kabupaten Magetan misalkan ada “Inotek”, Dinas Pendidikan Prov. Jatim ada GCC (GTK Competition Camp), Pemprov Jatim mengadakan IGA (Inovation Government Award), dan beraneka lomba dan kompetisi inovasi yang lain yang terus bermunculan baik oleh pemerintah, Lembaga Pemerintah, LSM Pendidikan maupun Kalangan Perguruan Tinggi.
Menu yang beraneka ragampun tetap membutuhkan regulasi yang baik dan adil dari Pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan (Sesuai dengan jenjangnya) agar semua kepentingan masyarakat terpenuhi dan semua sekolah masih mendapat siswa dan bisa melayaninya dengan baik. Regulasi ini meliputi pagu masing-masing sekolah yang proporsional maupun sistem zonasi yang masih perlu disempurnakan agar lebih berkeadilan. Namun itu juga bukan pekerjaan yang mudah, butuh komitmen bersama antara stakesholder pendidikan, Satuan Pendidikan dan Pemerintah sendiri. Pendidikan adalah sesuatu yang dinamis dan terus berkembang dengan segala permasalahan yang ada yang menyertai perkembangan tersebut, maka solusinyapun membutuhkan pemikiran dan langkah kongktrit yang dinamis. Itulah yang selalu ditunggu oleh semua pihak, sebuah sistem pendidikan yang baik, layanan yang baik, regulasi yang baik, demi masa depan negeri ini kearah yang lebih baik tentunya. Semoga