“Untuk saat ini masih berjumlah enam orang (guru) karena keterbatasan SDM, makanya kadang waktu di hari kegiatan tertentu ada dua sampai tiga orang kami ambil dari kenalan-kenalan kami. Misal sesi motorik kasar biasanya kita menghubungi teman-teman dari IKOR, kebetulan kami punya banyak teman dari FPOK,” ucapnya.
Semua kelas dari Hompimpah Eduplay dilakukan dua minggu sekali di akhir pekan, hal ini bertujuan agar kegiatan anak-anak dapat ditemani oleh orang tuanya.
“Hal ini agar anak dapat bonding dengan orang tuanya masing-masing. Karena rata-rata kegiatan kami melibatkan orang tuanya juga. Orang tua mereka pasti minim berinteraksi ketika hari biasa karena sibuk bekerja. Maka dari itu, Kami mengharapkan ketika dalam kegiatan kami di akhir pekan, anak dapat didampingi oleh orang tuanya. Kalau anak masih didampingi pengasuhnya kan kasihan, anak dengan orang tuanya jadi kurang bonding,” ucap Septi.
Baca Juga:Bawaslu Subang Sebut Belum Ada Sengketa PemiluBPBD Sebut 16 Desa di Purwakarta Berisiko Kekeringan
Salah satu orang tua anak yang berasal dari Kalijati, bahkan sengaja jauh-jauh datang untuk mengikuti kelas dari Hompimpah Eduplay. Ia bilang merasa ada perkembangan dari buah hatinya.
“Resa (anaknya) awalnya cenderung lebih pemalu jika bertemu teman seumurannya, dia biasa bermain dengan yang lebih tua. Sekarang ketika berada di sini semua temannya rata-rata seumuran, setelah beradaptasi jadi lebih baik,” ucap Ibunda Resa.
Hompimpah Eduplay beralamat di Jl. Sinom, Pasirkareumbi, Kec. Subang. Beberapa kegiatan juga dilaksanakan di pelataran Masjid Nurul Albab, Pasirkareumbi, Kec. Subang. Untuk biaya per sesi sebesar Rp99.000. Bagi Anda yang tertarik bisa kunjungi Instagram @hompimpah.eduplay.(fsh/ysp)