Penulis, dengan haqqul yakin, bahwasanya pemangku kebijakan telah menjawab semua itu. Kemungkinan belum tersosialisasi sampai ke bawah. Sehingga, guru sebagai ujung tombak kegiatan masih ragu dan bimbang. Tentu, akan lebih baik ada petunjuk teknis (Juknis) yang jelas, agar guru tidak meraba-raba dan bertanya-tanya.
Karang Taruna: Legacy Lama yang Perlu Atensi
Menyebut Karang Taruna bagi generasi yang menginjak kepala tiga, akan mengingatkan pada kisah lama. Namun, tidak demikian bagi pemuda Kabupaten Pesisir Selatan. Karang Taruna bukan kisah lama. Karena pada tanggal 12 Desember 2022 yang lalu, Pemda membuka kegiatan Temu Karya Karang Taruna dan pembentukan Pengurus Karang Taruna periode 2022-2027 Kabupaten Pesisir Selatan di Hotel Hannah. Kegiatan itu, membuktikan Karang Taruna masih eksis dan siap menghadirkan program-program yang menyentuh seluruh lapisan generasi muda.
Amat disayangkan gaung Karang Taruna di tingkat nagari/desa saat ini nyaris tak terdengar. Apa penyebabnya? Faktor internal dan eksternal menjadi penyebabnya. Faktor internal berasal dari pemuda itu sendiri. Pemuda seakan-akan ternina bobokan oleh gadget yang mereka miliki. Mereka asyik dengan dunia mereka. Melupakan jati diri mereka sebagai pemuda yang memegang peran sentral untuk merubah dunia. Sang Proklamator, Soekarno pernah berkata, “beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”.