Ada pertanyaan filosofis dan religius yang relevan dalam konteks kematian , diajukan oleh Imam Al Ghazali , dengan nama lengkap Ali Hamid Muh bin Muh Al Ghazali, kepada santrinya yang direspon dengan baik oleh para santri yang mendengarkannya. Pertanyaan yang mendasar terkait dengan kematian. Pertanyaan yang menginspirasi tersebut adalah : Apa yang paling dekat denganmu ? Para santri bersahut sahutan menjawab dengan antusias, ada yang menjawab dengan jawaban ibuku, ayahku dst , dengan jawaban yang realistis dan direspon sang guru dengan nada : benar tapi yang paling benar adalah kematian. Semua yang bernyawa akan mati, seperti yang tersurat dalam Al Qur’an Surah Ali Imron ayat 185 : “ Setiap yang bernyawa akan merasakan mati………Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya” dan Surah Al ‘Ankabut ayat 57 : “ Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan “.
Jadi kematian adalah sebuah misteri, yang datangnya tidak bisa diperkirakan dengan pasti , bisa lama dan bisa mendadak meskipun kita diberitahu tanda tandanya. Maka kita harus mempersiapkan diri terhadap kejadian yang paling dekat yaitu mati. Mumpung masih diberi hidup maka bersegeralah untuk mengisi kehidupan ini dengan beribadah dan beramal shaleh sebab ketika mati sudah tiba maka buku catatan sudah tutup dan kita sudah tidak diberi kesempatan untuk mengisinya. Ketika sudah mati hanya 3 perkara yang bisa menolong kita yaitu” ilmu yang bermanfaat, shadaqah jariyah dan anak yang shaleh” (Sabda Nabi Muhammad saw). Demikian juga masa lalu yang sudah tidak bisa terulang, oleh karenanya hanya masa kini dan yang akan datang yang harus kita isi dengan amalan yang bagus. Ingat sabda Rosul : “ Sambutlah 5 perkara sebelum datang 5 perkara yaitu masa mudamu sebelum tuamu, masa sehatmu sebelum sakitmu,masa luangmu sebelum sempitmu, masa hidupmu sebelum matimu dan masa kayamu sebelum miskinmu“.
Penyesalan tidak ada gunanya bila kematian telah menghampirinya seperti para penghuni neraka yang meminta kepada Allah SWT agar dikeluarkan dari neraka dan kembali ke dunia agar bisa beramal shaleh, tapi Allah SWT menjawabnya yang diabadikan dalam QS Fathir ayat 37 :