Bekatul ini, lanjut Dr. Zahira, memiliki potensi kesehatan dan ketersediaannya melimpah di Indonesia. Namun pemanfaatannya masih terbatas dan umumnya digunakan sebagai pakan ternak yang dijual dengan harga rendah.
“Berdasarkan hal tersebut maka inovasi ini tercipta, yaitu inovasi berupa proses produksi bubuk fenolik dari bekatul padi. Bersama dengan Prof. Ir. Johnner Sitompul, M.Sc., PhD. dan Dr. Dian Shofinita, S.T. M.T. dari Institut Teknologi Bandung (ITB) inovasi ini dapat terwujud,” terangnya.
Inovasi dapat meningkatkan nilai ekonomi bekatul dan membuka peluang bagi industri pangan dan farmasi untuk menciptakan produk bernilai tinggi, serta mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, khususnya para pelaku usaha padi.(cdp/ysp)