SUBANG-Kepala Sekolah SMPN 2 Subang, Sarto Hidayat berbagi pengalamannya yang sudah lama berkecimpung di dunia pendidikan. Sarto Hidayat memulai langkahnya di dunia pendidikan dengan kuliah Diploma 2 di IKIP Bandung (sekarang UPI) jurusan Seni Rupa melalui Sipenmaru pada tahun 1986.
Setelah itu, ia menjadi guru dan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada tahun 1989 di SMPN 1 Compreng. Lima tahun berlalu, Sarto berpisah dengan SMPN 1 Compreng dan pindah ke SMPN 1 Cikaum pada tahun 1994.
Di sana dia mengikuti testing untuk menjadi kepala sekolah dan akhirnya lulus dan diangkat menjadi kepala sekolah pada tahun 2009 di SMPN 2 Patokbeusi. Itulah karir awal Sarto sebagai kepala sekolah.
Baca Juga:Besarkan PKB di Purwakarta, Neng Supartini Nyaleg di Dapil Subang, Majalengka dan SumedangKomisioner Komnas Perlindungan Anak Prihatin Kasus Pembegalan Sering Libatkan Anak
Selama dua tahun bersama, Sarto pindah lagi dan bergabung dengan SMPN 1 Pabuaran menjadi kepala sekolah baru sekolah tersebut pada tahun 2011. Pada tahun 2016 ia dirotasi ke SMPN 1 Kalijati selama lima tahun. Hingga akhirnya Sarto pindah ke SMPN 2 Subang dan mengabdi hingga saat ini.
Ia sempat melanjutkan pendidikannya ke Diploma 3 dilangsung ke Sarjana pada tahun 1996 di IKIP Bandung.
“Kendala selama karir saya Alhamdulillah masih bisa diatasi, bagaimana kita menyikapinya saja, semua bisa teratasi,” ucapnya.
Sarto juga memberikan saran bagi siapapun yang bergelut di dunia pendidikan agar bisa konsisten. “Kita bekerja bukan karena orang lain, tetapi kita harus bekerja karena kewajiban kita. Artinya ketika kita mengerti tentang kewajiban kita, maka kita tidak perlu melihat orang lain. Jangan takut ketika pekerjaan kita diawasi oleh orang lain,” ujarnya.
“Tidak atau adanya kepala sekolah ketika kita menjadi guru maka mengajarlah dengan baik dan sepenuh hati karena itu kewajiban kita. Guru tugas yang mulia maka manfaatkan lah dengan baik,” ucapnya.(fsh/ysp)