Sebelum tiga lagu terakhir dan penutupan WJF 2023, langit gelap di atas Stadion Siliwangi diterangi oleh atraksi kembang api selama 10 menit tanpa henti. Para penonton pun semakin histeris dan bergembira.
Sebagaimana dijanjikan, petugas membersihkan sampah yang berserakan sepanjang malam tersebut untuk diolah menjadi barang bernilai ekonomi.
Untuk mengurangi produksi sampah, penyelenggara telah mengimbau setiap pemegang tiket masuk untuk membawa tumbler dan kotak makan sendiri.
Baca Juga:Menjalin Sinergitas Pemkab Subang dan TNI, 50 Siswa Sus Dandim Kunjungan ke Setda dan OPDMomen Ridwan Kamil Pamit Tinggalkan Gedung Pakuan Viral di TikTok
Botol air mineral yang sudah dibawa ke dalam acara harus disimpan di pintu masuk untuk dibawa pulang.
Cerita Lima Tahun yang Mengesankan
Di panggung utama WJF 2023, Gubernur Ridwan Kamil berbagi kisah perjalanan panjang bersama Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) dalam membangun Jabar dari tahun 2018 hingga 2023.
Beliau mengaku tidak pernah lelah menjelajahi berbagai daerah, mendengarkan keluhan masyarakat.
“Izinkan saya berbicara tentang pencapaian selama lima tahun, kami telah bekerja keras selama enam purnama, saya telah menjelajahi seluruh Jawa Barat agar rakyat Jabar memiliki kehidupan yang lebih bahagia,” ungkap Ridwan Kamil.
Sebelum kembali menjadi warga biasa, Kang Emil, sebutan akrabnya, menekankan pentingnya semangat kota di Jawa Barat yang tidak hanya terbatas pada urusan dunia, melainkan juga spiritualitas dan ketuhanan.
“Semangat kota adalah juara lahir batin bukan hanya urusan dunia, tapi juga urusan spiritualitas dan ketuhanan yang harus kita perkuat,” tambahnya.
Sebagai pesan penutup, Kang Emil berharap agar masyarakat Jawa Barat tetap menjaga persatuan dan perdamaian.
Baca Juga:Dilarang Surya Paloh, Sahroni Batal Laporkan SBYKPK ke Cak Imin Diduga Kepentingan Politis, Ali Fikri: Sebelum Deklarasi Sudah Penyelidikan
Terutama, pemimpin di berbagai daerah di Jawa Barat perlu menguatkan keimanan agar memiliki pikiran dan hati yang jernih.
Salah satu program yang dikembangkan adalah program penghafal Al Qur’an di setiap desa di Jawa Barat, yang berhasil mewujudkan penghapal Al Qur’an di 5.300 desa melalui program yang dikenal dengan nama Sadesha (Satu Desa Satu Hafidz).
“5.300 desa sekarang memiliki penghafal Al Qur’an 30 juz melalui program Sadesha,” ungkap Ridwan Kamil dengan bangga.