KARAWANG-Masyarakat Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang, menagih janji pembangunan bendungan untuk mengatasi kekeringan tahunan di wilayah selatan Karawang itu.
Ade Witarsa, tokoh masyarakat Tegalwaru menyebut pembangunan bendungan merupakan solusi jangka menengah untuk mengatasi kekeringan di wilayahnya, yang harus direalisasikan.
“Dulu pada 2014 pernah ada wacana pembangunan bendungan. Sudah pernah dibahas di musyawarah rencana pembangunan (musrembang). Bahkan sudah ada penelitian perihal lokasi bendungan,” ujar Ade.
Baca Juga:Minimalisir Penyalahgunaan Obat-obatan Terlarang, Kampung Bebas Narkoba di Ciater DiresmikanUrban Kayoe Meriahkan HUT Karawang, Beri Potongan Rp390.000 untuk Produk Kitchen
Dahulu rencananya bendungan akan dibangun di atas ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (mdpl) di Batu Gajah, Desa Cintalaksana, Tegalwaru. Dahulu berdasarkan informasi, bendungan itu bakal dinamai Bendungan Dugo.
Mantan Kepala Desa Cintalaksana dua periode itu menyebut, kekeringan bukan hal baru di Tegalwaru dan sekitarnya saat musim kemarau. Menurutnya, kini kekeringan bukan lagi siklus lima tahunan. Dan beedasarkan kajian pada 2014, saat ia menjabat, kekeringan menyebabkan kerugian Rp31 miliar per tahun.
Bendungan itu, kata Ade, bakal meng-cover 12 kebutuhan air di Kecamatan Tegalwaru dan sebagian Pangkalan. Adapun di Kecamatan Tegalwaru sendiri ada sekitar 6 desa yang dilanda kekeringan parah.
Bahkan, menurutnya, tahun ini lebih parah ketimbang sebelumnya. Misalnya Desa Kutalanggeng, Desa Cintalanggeng, Desa Kutalanggeng, Desa Cintaasih, dan Desa Mulangsari.
“Bagi-bagi air menurut saya bukan solusi. Masa tiap tahun begitu. Harus ada penanganan jangka panjang, harus ada bendungan. Dengan begitu pertanian di wilayah selatan Karawang yang mengandalkan air hujan juga akan menggeliat. Dan sumber air bersih bagi warga juga otomatis melimpah,” katanya.
Menurutnya, kini air hujan tak tertampung oleh akar-akar pohon. Ada penghijauan memerlukan waktu belasan tahun. Namun ia menyebut kini tak ditemukan lagi adanya penebangan pohon secara liar.
“Dulu saat SD, setelah hujan tudak lama air Curug Cigeuntis langsing bening. Tetapi sekarang harus lama, berjam-jam baru bening. Artinyakan air tak lagi tersaring dan tertampung,” katanya.
Baca Juga:Sambut Harpelnas PDAM Tirta Karawang, Pasang Baru Rp500.000, Pasang Kembali Diskon 50 PersenPemdes Mulyasari Alokasikan Rp12 juta per Tahun untuk Guru PAUD
Di Kampung Naringgul Desa Kutalanggeng Kecamatan Tegalwaru misalnya, sudah sebulan dilanda kekeringan. Banyak warga di wilayah pegunungan di selatan Karawang ini kesulitan air bersih.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Karawang Acep Jamhuri mengatakan pembangunan bendungan tertunda karena adanya pandemi Covid-19. “Besok akan kami bahas, akan kami rapatkan,” singkat Acep.(use/ery)