KARAWANG-Daftar spesies ampibi sebagai salah satu keanekaragaman hayati Pegunungan Sanggabuana Kembali bertambah. Kali ini tim Sanggabuana Wildlife Ranger (SWR) kembali menemukan satwa langka endemik jawa di Pegunungan Sanggabuana.
Tim SWR yang merupakan jagawana yang juga melakukan penelitian dan pendataan keanekaragaman hayati Pegunungan Sanggabuana yang dibentuk oleh Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) menemukan katak pohon mutiara (Nyxtixalus margaritifer).
Katak pohon yang berwarna oranye cerah dengan banyak bintik putih ini ditemukan tim SCF di aliran sungai Cikoleangkak ketika sedang melakukan eksplorasi dan pendampingan kegiatan pengenalan biodiversity dengan Himpunan Mahasiswa Biologi Universitas Islam As-Syafi’iyah Pondok Gede.
Kepala Divisi Litbang SCF, Koko mengatakan bahwa katak pohon mutiara ini ditemukannya di aliran sungai Curug Cikoleangkak pada malam hari ketika mengenalkan herpetologi dan satwa nocturnal kepada teman-teman Hima Biologi Universitas Islam As-Syafi’iyah.
“Ketemunya malam hari, di sebuah daun pohon ketika menyeberang sungai kecil dibawah Curug Cikoleangkak menuju basecamp kami di Cikoleangkak. Lokasi penemuan di ketinggian sekitar 600 m dpl,” ujar Koko.
Dikatakan, penemuan katak pohon mutiara yang populasinya terus menurun ini membuat kami gembira, karena selain menambah daftar temuan keanekaragaman kami di Sanggabuana, terutama dari jenis ampibi, juga menjadi indikator lingkungan yang baik. “Jika masih banyak ditemukan katak, apalagi katak jenis langka seperti katak pohon mutiara ini maka menandakan lingkungannya masih baik. Jadi bisa dikatakan kawasan hutan dan perairan di sekitar aliran sungai Cikoleangkak ini masih bagus,” katanya.
Dalam IUCN (International Union for Conservation of Nature) Red List, Java Tree Frog atau Pearly Tree Frog ini masuk dalam ketegori Least Concern (LC) atau resiko rendah berdasarkan data assesment tahun 2017 yang dipublikasikan pada tahun 2018. Dari laman IUCNRedList juga dikatakan bahwa populasi katak pohon mutiara yang masuk dalam family Rhacophoridae ini menurun (decreasing), dan peta persebarannya banyak ditemukan di Jawa Barat, namun belum pernah ditemukan data di sekitaran Gunung Sanggabuana.
Atas temuan katak pohon mutiara ini, Novi Hardianto, S.Si alumni Biologi Universitas Islam As-Syafi’iyah yang mendampingi para yuniornya di lapangan ketika pengenalan biodiversity di Pegunungan Sanggabuana menyambut baik. Penemuan satwa langka ini sekaligus kami pakai sebagai edukasi di lapangan, bagaimana peran sebuah takson sebagai indikator lingkungan, bagaimana habitanya, dan potensi ancaman penurunan populasi akibat perubahan fungsi kawasan hutan, sekaligus mitigasi untuk mencegah penurunan populasinya.