PASUNDAN EKSPRES – Maroko berada dalam keadaan darurat setelah gempa dahsyat melanda pada Jumat (08/09), menyebabkan banyak korban terjebak di bawah reruntuhan.
Upaya penyelamatan berjuang untuk mencapai daerah-daerah terpencil, sementara penduduk desa dan tim penyelamat bekerja keras untuk mencari korban selamat.
Gempa ini, yang merupakan yang paling mematikan dalam 60 tahun terakhir di Maroko, menghantam desa-desa di daerah pegunungan selatan Marrakesh.
Banyak rumah hancur, jalan-jalan terblokir, dan bangunan-bangunan berguncang.
Baca Juga:Cak Imin Tebar Janji Dana Desa Naik jadi Rp5 M Jika TerpilihPertandingan Sengit Antara PN Subang FC vs PN Karawang FC Kembali Digelar di Minisoccer Kalijati
Pemerintah Maroko melaporkan lebih dari 2.100 orang tewas dan ribuan lainnya terluka, dengan banyak di antaranya dalam kondisi serius.
Selain itu, kota tua Marrakesh yang merupakan situs Warisan Dunia Unesco juga mengalami kerusakan parah.
Tim penyelamat, baik dari dalam negeri maupun internasional, sedang berusaha keras untuk menyelamatkan korban yang terjebak di reruntuhan.
Namun, akses ke beberapa daerah yang paling parah terpencil sangat sulit.
Selain upaya penyelamatan, negara-negara seperti Inggris, Spanyol, Prancis, dan Qatar telah menawarkan bantuan dan tim pencarian untuk membantu pemulihan.
Gempa ini adalah yang paling kuat yang melanda Maroko selama lebih dari satu abad dan telah meninggalkan dampak yang sangat merusak di berbagai daerah.
Pemerintah Maroko mengumumkan tiga hari berkabung nasional untuk mengenang para korban yang meninggal akibat gempa ini.