“Katak Pohon Mutiara sering juga disebut dengan Katak Pohon Jawa, dan merupakan ampibi endemik jawa, walaupun lebih sering ditemukan di wilayah hutan hujan tropis di Jawa barat. Cirikhas keunikannya adalah warna oranye kecokelatan dan adanya bintik-bintik putih acak yang ada di sebagian besar tubuhnya. Bintik putih atau merah kuning keputihan mirip mutiara inilah yang menyebabkan katak ini disebut katak pohon mutiara,” ujar Novi Hardianto.
Katak pohon mutiara yang ditemukan di Pegunungan Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat ini berukuran kurang lebih lebar 3cm dan panjang sekitar 7 cm. Lokasi penemuan katak pohon mutiara ini berada di lokasi yang sama dengan penemuan katak tanduk jawa (Megophrys montana) dan ular naga jawa (Xenodermus javanicus)., yang ditemukan tim SCF tahun lalu.
Habitat katak pohon mutiara adalah di hutan hujan tropis, dan bisa ditemui sejak di ketinggian 500-1200 m dpl. Sesuai namanya, katak ini sering dijumpai di dedaunan pohon di dekat aliran sungai. Kadang juga bersembunyi di lubang-lubang batu atau lubang pohon, terutama ketika sedang berbiak. Katak pohon ini cenderung sensitif terhadap perubahan lingkungan atau perubahan habitat, sehingga bisa dijadikan indikator perubahan lingkungan.
Ancaman terbesar katak pohon mutiara adalah perubahan fungsi hutan, juga penangkapan di alam oleh manusia. Ketika populasinya di alam terus menurun, kadangkala ampibi cantik dan unik ini bisa ditemui di marketplace, dijual sebagai satwa liar untuk dipelihara.(use/ery)