SUBANG-Dikenal dengan udaranya yang sejuk dan memiliki pegunungan yang hijau, ternyata tidak menjamin penduduknya memiliki air bersih yang melimpah. Bahkan kini air bersih di Desa Palasari sulit didapatkan.
Warga kampung Sukamaju RW 02 Sodikin mengungkapkan sulitnya musim kemarau saat ini.
“Sudah dua bulan kami mengalami kekeringan, satu bulan pertama masih mending walaupun sedikit tapi masih bisa ngalir, tapi untuk bulan sekarang semakin parah,” ungkapnya kepada Pasundan Ekspres, Kamis (14/9).
Baca Juga:Bank bjb Subang Salurkan CSR Berupa Mebelair untuk 30 SD Negeri di SubangSaemaul Foundation dan Universitas Islam Bandung Jalin Kerja Sama
Menurutnya situasi sekarang semakin parah. Warga harus mengantri untuk mendapatkan air bersih. Kesulitan pun disampaikan oleh Ujang.
“Baru tahun sekarang kami mengalami kekeringan, di tahun-tahun sebelumnya meskipun musim kemarau tidak sesulit ini untuk mendapatkan air bersih,” katanya.
Dia mengatakan, sulitnya air bersih karena kemarau yang berkepanjangan sehingga debit air ke warga berkurang. Selain itu banyaknya pembangunan wisata dan tanah garapan atau pertanian yang bermunculan di perkebunan teh dinilai bisa mengurangi debit air ke warga. Sebab wisata dan garapan tanah atau pertanian memerlukan air yang cukup banyak.
“Sekarang ini yang terdampak jelas Desa Palasari yang meliputi RW 02, 01, 03, 08,” katanya.
Dengan banyaknya kampung yang terdampak kekeringan, Pemerintah Desa Palasari berupaya untuk mencari solusi.
“Kami telah berupaya mengeluarkan proposal untuk pengeboran air bersih di lima titik di antaranya RW 02 kampung Sukamaju, RW 06 Kampung Cinungku, RW 01 Cigintung, RW 08 kampung Babakan Waru dan RW 03 Kampung Cumelik,” ungkap Dudi aparat pemerintah Desa Palasari.
Sedangkan untuk antisipasi jangka panjang, Pemerintah Desa Palasari akan bekerjasama dengan Pamsimas dengan mengambil air dari pegunungan yang terdekat.
Baca Juga:Dinas Pertanian Subang: Kekeringan Rugikan Petani Hingga Rp7,5 MiliarKunjungan ke Karawang, Jokowi Berikan Bantuan ke Pedagang Pasar Johar
“Mudah-mudahan saja kemarau ini tidak berkepanjangan dan air di Desa Palasari bisa normal kembali,” katanya.
Sebelumnya, kekeringan juga terjadi di Kampung Jagarnaek Desa Cisaat. Warga mengeluhkan debit air yang sedikit bahkan nyaris tidak ada. Peternak sapi perah yang memerlukan banyak air bersih untuk merawat sapi dan kandangnya pun mengeluhkan hal serupa.
“Untuk sekarang, pengairan ke rumah warga sistem digilir buka tutup, ada yang pagi, siang dan malam. Mudah-mudahan bisa kebagian semua, karena debit air dari pusatnya pun sangat sedikit,” kata petugas Pamsimas Desa Cisaat.