“Panitia menyiapkan tempat sampah di berbagai titik,” ungkapnya.
SOP kedua yakni sebagai kolektor/runner. Yakni mengumpulkan trashbag yang sudah penuh. Trashbag tersebut disimpan di 26 titik. Untuk selanjutnya didistribusikan sampai masuk ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST).
“Ketiga, relawan yang memilah sampah-sampah di TPST, lalu disalurkan sesuai dengan jenisnya. Sampah anorganik ke waste4change, dan yang organik ke tim komposter sendiri,” jelas Benny.
Benny mengungkapkan, pada pelaksanaan WJF di hari kedua yakni di Stadion Siliwangi, panitia bekerja sama dengan perusahaan startup di Bandung yaitu Jubelo. Sebanyak 100 manpower terdiri dari tim profesional dan volunteer dikerahkan pihak Jubelo untuk menyisir sampah di Stadion Siliwangi yang menjadi venue konser musik.
Baca Juga:SMPN 1 Subang Sukses Gelar ANBKBank bjb Cabang Subang Serahkan Bantuan Mebelair ke SD Negeri Ciwiru di Kecamatan Dawuan
“Konsepnya sama, selain awareness secara langsung, ada juga tim yang menyisir dan memilah sampah sebelum dikumpulkan,” tuturnya.
“Sampah yang sudah dipilah dari organik, anorganik dan sampah residu itu kemudian diangkut menuju gudang penyimpanan milik Jubelo, untuk selanjutnya dipilah lagi untuk meminimalisir pembuangan sampah ke TPA,” tambahnya.
Jubelo turut melibatkan generasi muda sebagai jembatan edukasi pemilahan sampah agar mereka bisa menularkan kebaikan ke sesama teman sejawatnya bahwa membuang sampah pada tempatnya itu merupakan hal yang keren dilakukan.
Selain itu, awareness dari media sosial juga dilakukan dengan mengimbau para pengunjung untuk membawa tumbler dan alat makan sendiri. Dengan harapan WJF bisa menjadi event percontohan untuk zero waste/waste less.
“Kalaupun terdapat sampah, sampah tersebut telah terpilah dengan baik sehingga dapat meminimalisir penumpukan sampah di TPA,” paparnya. (and)