Perubahan tersebut diduga terkait demokrasi yang kebablasan satu sama lain tak ingin diatur tapi saling mengatur oleh karena itu terpaksa dibuat suatu dekrit Presiden dan didukung oleh TNI AD.
Sejarah lahirnya negara demokrasi adalah anti tesis dari sistem pemerintahan yang otoriter yang diperintah sewenang-wenang oleh raja kemudian digulingkan oleh rakyat.
Tapi kemudian lahirlah oligarkhi kaum kaya atau pemodal. Jadilah rezim penguasa kaya, yang berkuasa baik langsung maupun tidak langsung, hingga sampai saat ini uang menjadi pemain penting dalam sistem demokrasi yang kita praktikan.
Baca Juga:Hujan Deras, Warga Ciater Akhirnya Bernapas Lega Setelah Kekeringan PanjangSemarak Peringatan HUT ke-390 Karawang, Kelurahan Karawang Wetan Gelar Jalan Santai dan Senam Aerobik
Budaya demokrasi lainnya yang dianggap justru bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan adalah adanya sikap toleran, anarkhi, dan kekacauan moral.
Toleran terhadap pelanggar hukum, toleran terhadap ketidakadilan, dan toleran terhadap pelanggar nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan.
Anarkisme lahir karena dalam negara demokrasi perlunya kesetaraan sehingga hilangnya rasa hormat kita kepada yang tua, kepada pemimpin dan lain sebagainya.
Kekacauan moral lahir karena mengatasnamakan kebebasan berpendapat, sehingga berbicara kasar, fitnah, dan umpatan dijadikan sebagai sebuah kritik yang tajam.
Platon menyarankan bahwa pendidikan sejatinya diberikan kepada para politisi sesuai dengan potensinya. Baginya manusia memiliki tiga daya yaitu epithumia, thumos, logistikon.
Epithumia adalah wilayah dari perut ke bawah yang karakter orangnya adalah selalu mempertimbangkan untung dan rugi, karakter orang semacam ini lebih tepat menjadi pengusaha atau money makers.
Kedua adalah adalah thumos yang wilayahnya sekitar dada, karakter orang seperti ini adalah pemberani oleh karena itu orang seperti ini cocoknya dididik menjadi tentara, polisi atau birokrasi.
Baca Juga:Tridjaya Motor Kini Hadir di Pusakaratu PusakanagaraNasi Timbel Telkom Menjadi Tempat Makan Pilihan Karyawan
Dan yang terakhir logistikon adalah wilayah kepala, yang mana orang seperti ini memiliki karakter pemikir, konseptor lebih cocok menjadi konselor atau filosof, dan cocok menjadi seorang pemimpin.
Seorang calon pemimpin yang baik menurutnya adalah seorang anak yang memiliki karakter pemikir agar menjadi manusia bijak melalui beberapa tahapan.
Tahapan terpenting adalah membangun sensibilitas dan keterampilan berpikir agar menjadi manusia bijak. Semakin tinggi jabatannya semakin tidak memiliki apa-apa.
Berbeda dengan manusia yang selalu memperhatikan untung dan rugi yang mereka perhatikan adalah mencari kenikmatan dan menghindari penderitaan.