Fenomena perundungan bukanlah hal yang baru dalam pendidikan di Indonesia. Namun, faktanya hingga kini belum dapat teratasi dengan baik. Mengingat begitu bahayanya dampak yang ditimbulkan oleh perundungan, maka diperlukan upaya untuk menaggulangi tindak perundungan di sekolah.
Mendeteksi perundungan di sekolah merupakan langkah awal yang penting dalam mengatasi masalah ini. Terkadang, perundungan dapat terjadi secara tersembunyi, dan anak-anak mungkin tidak selalu memberi tahu orang dewasa tentang pengalaman mereka. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mendeteksi praktik perundungan di sekolah diantaranya;
Pertama, Perhatikan perubahan perilaku. Jika seorang anak tiba-tiba mengalami perubahan perilaku yang signifikan, seperti menjadi lebih tertutup, cemas, atau depresi, ini bisa menjadi tanda adanya perundungan. Mereka mungkin juga mulai menghindari sekolah atau aktivitas yang biasa mereka nikmati.
Baca Juga:Korsleting Listrik, Dua Kios di Desa Karangsari Dilahap si Jago MerahBawaslu Karawang Ajak Komunitas Partisipatif Sukseskan Pemilu
Kedua, Pantau kinerja akademik. Penurunan tiba-tiba dalam kinerja akademik anak dapat menjadi indikator perundungan. Pelaku perundungan seringkali mengganggu korban sehingga mereka sulit berkonsentrasi atau merasa takut untuk hadir di sekolah.
Ketiga, Perhatikan perubahan fisik. Cek apakah ada tanda-tanda fisik seperti memar, luka, atau barang-barang pribadi yang rusak yang tidak dapat dijelaskan dengan baik. Ini mungkin tanda-tanda kekerasan fisik atau perusakan properti akibat perundungan.
Keempat, Perhatikan perubahan sosial. Anak yang menjadi korban perundungan mungkin kehilangan teman atau mengalami isolasi sosial. Mereka mungkin tidak lagi menghabiskan waktu dengan teman-teman atau menarik diri dari interaksi sosial.
Kelima, Komunikasi terbuka. Dorong anak untuk berbicara tentang pengalaman mereka di sekolah. Buatlah lingkungan di mana mereka merasa nyaman untuk berbicara tentang masalah yang mereka hadapi tanpa takut mendapat hukuman atau konsekuensi.
Keenam, Lakukan wawancara dan observasi. Guru dan staf sekolah harus aktif dalam mendengarkan siswa dan mengamati interaksi mereka di sekolah. Tanyakan kepada siswa tentang pengalaman mereka dan perhatikan adanya konflik atau perilaku yang mencurigakan.
Ketujuh, Pantau media sosial. Perundungan sering kali melibatkan media sosial. Selidiki profil media sosial anak Anda dan perhatikan apakah ada pesan atau komentar yang merendahkan atau mengintimidasi.