Dampak Kemarau Panjang, Petani dan Pembudidaya Ikan di Subang Merugi

Dampak Kemarau Panjang, Petani dan Pembudidaya Ikan di Subang Merugi
BANTU BENIH: Dinas Kelautan dan Perikanan bantu benih dan pakan, untuk pembudidaya yang terdampak kekeringan. YUGO EROSPRI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Dampak kemarau berkepanjangan, petani Desa Pusakajaya, Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang mengeluhkan susah mendapatkan air dari irigasi.

Seorang petani di Desa Pusakajaya Eka Rahmat Komara mengatakan, lahan pertanian di Desa Pusakajaya 75 persen mengalami kekeringan dan 25 persen masih bisa mendapatkan air.
“Kami para petani menghadapi kemarau berkepanjangan ini sangat mengeluhkan kurangnya pasokan air dari irigasi yang berdampak pada gagalnya panen,” kata Eka kepada Pasundan Ekspres.

Akibat areal pesawahan yang mengalami kekeringan dan air irigasi tidak sampai ke areal pesawahan, petani di Desa Pusakajaya tidak bisa melakukan pengolahan lahan.
“Saat ini lahan pesawahan yang kekeringan kami biarkan saja, kami sudah mencoba berusaha menanami padi dengan cara mengambil air dari irigasi menggunakan mesin sedot air ternyata airnya pun kadang ada kadang tidak,” ungkap Eka.

Baca Juga:Sari Ater Hotel and Resort Subang Jadi Tempat Asyik Jambore Nasional American Jeep 2023Perusahaan Makanan Cepat Saji McDonald’s Resmi Hadir di Subang

Lanjut Eka, lahan pertanian tersebut lebih baik dibiarkan, karena jika terus dipaksakan untuk ditanami padi akan banyak sekali petani yang merugi. Menurutnya, mengambil air dari irigasi menggunakan mesin sedot air memakan biaya yang cukup besar.

“Setidaknya kami para petani tetap berusaha walaupun hasilnya 95 persen tetap gagal panen dan kami merugi. Dari mulai rugi tenaga, rugi pikiran, dan kerugian lainnya juga,” terangya.
Eka berharap, pemerintah daerah maupun pemerintah pusat khususnya BBWS bisa membantu memaksimalkan air untuk lahan pesawahan di wilayah Kecamatan Pusakajaya khususnya di Desa Pusakajaya.

Sementara itu, kekeringan juga berdampak terhadap petani ikan atau pembudi daya. Menyusutnya air, membuat kualitas ikan menurun, hingga mati lantaran kekurangan oksigen.

Dinas Kelautan dan Perikanan pun melakukan upaya dengan memberikan benih, pakan, hingga pompa air kepada kelompok pembudidaya yang terdampak kekeringan tersebut.

Kepala Bidang Air Tawar Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Subang, Endang Mudjimijati M.AP mengatakan, kekeringan ekstrem tidak hanya berdampak kepada para petani, namun juga ke pembudidaya ikan di Kabupaten Subang.

Total Pembudidaya ikan air tawar yang ada sebanyak 5.880 orang, dan mengeluhkan kondisi kekeringan di kolamnya.

“Betul, tidak hanya kepada petani saja, pembudidaya ikan air tawar pun terdampak,” ungkapnya.

0 Komentar