Urgensi Integrasi Pendidikan Perubahan Iklim di Kurikulum Merdeka

Dony Purnomo
0 Komentar

Oleh: Dony Purnomo
Guru Geografi SMAN 1 Purwantoro

Alam telah memberikan tanda-tanda kepada penghuni bumi. Tahun 2023 ini merupakan tahun terpanas sejak tahun 1880. Rekor terpanas yang terjadi di dunia ini menimbulkan kebakaran hutan di kanada, hawai, dan gelombang panas membakar Amerika selatan, Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat serta menimbulkan curah hujan yang tinggi di Italia, Yunani, dan Amerika serikat.

Di Indonesia saat ini perubahan iklim juga kian nyata. Saat ini seringkali kita jumpai disuatu daerah mengalami musim kering panjang namun di daerah lain sedang mengalami hujan lebat hingga menimbulkan bencana. Berdasarkan data BNPB kurun waktu antara Januari –Agustus 2023 telah terjadi 2216 bencana alam yang didominasi oleh banjir sebanyak 758 kejadian dan cuaca ekstrim sebanyak 731 kejadian. Kondisi ini menjadi salah satu tanda nyata bagi kita semua penghuni bumi. Begitu besar dampak yang ditimbulkan dalam kehidupan kita. Dengan kondisi ini bagaimana sikap kita? Diam, berteriak, atau beraksi dengan solusi?
Kondisi bumi saat ini merupakan bukti nyata jika saat ini perubahan iklim nyata adanya dan perlu upaya untuk mengatasinya.

Salah satu upaya jangka panjang yang dapat dilakukan adalah memberikan pendidikan perubahan iklim dari jenjang pendidikan PAUD hingga perguruan tinggi. Namun, saat ini pendidikan mengenai perubahan iklim di sekolah Indonesia hanya mempelajari kulitnya saja yang masuk dalam bab mata pelajaran.

Baca Juga:Matematika: Lebih dari Sekedar Angka dalam PembelajaranRatusan Kucing Adu Kontes di Indonesia Cat Show-World Cat Federation

Sebagai upaya jangka panjang ada dua hal yang perlu dimasukkan dalam pembelajaran perubahan iklim yaitu mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Mitigasi merupakan upaya untuk mengatasi perubahan iklim dengan berbagai cara. Beberapa cara yang dapat dilakukan misalnya dengan program penghijauan, pengurangan emisi, penghematan energi, pengurangan penggunaan plastik, serta menggunakan teknologi yang ramah lingkungan. Sedangkan adapatasi adalah upaya menyesuikan diri terhadap fenomena perubahan iklim.

Mitigasi dan adaptasi hanya akan menjadi teori jika tidak dibarengi dengan proses pendidikan yang baik. Pendidikan dapat memberikan wawasan mengenai mitigasi dan adaptasi sehingga mereka akan merubah gaya hidup mereka sehingga selanjutnya mereka akan sadar mengenai fenomena perubahan iklim dan melakukan aksi nyata untuk mencegahnya.

0 Komentar