Investasi Barang Sejenis Koin Kuno Gobog Jepang Mon: Menguntungkan atau Merugikan?

Investasi Barang Sejenis Koin Kuno Gobog Jepang Mon: Menguntungkan atau Merugikan?
Investasi Barang Sejenis Koin Kuno Gobog Jepang Mon: Menguntungkan atau Merugikan?
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES- Koin gobog Jepang mon adalah salah satu jenis uang kuno yang berasal dari Jepang.

Koin ini terbuat dari logam perunggu dan memiliki bentuk bundar dengan lubang di tengahnya.

Koin gobog Jepang mon sudah ada sejak zaman Nara (710-794 M) dan masih digunakan hingga zaman Edo (1603-1868 M).

Baca Juga:Harga Koin Gobog Terbaru 2023: Tembus Rp 10 Juta Per Keping!Harga Koin Gobong Semar Bagi Para Kolektor

Barang Sejenis Koin Gobog Jepang mon

Koin gobog Jepang mon memiliki ciri khas berupa tulisan mon yang terdapat di salah satu sisinya.

Mon adalah lambang atau simbol yang digunakan oleh keluarga kerajaan dan bangsawan Jepang. Koin gobog Jepang mon yang memiliki mon yang lebih langka biasanya memiliki harga yang lebih tinggi.

Selain koin gobog Jepang mon, ada beberapa barang sejenis yang juga memiliki nilai sejarah dan nilai jual yang tinggi. Barang-barang tersebut antara lain:

  • Koin gobog China

Koin gobog China memiliki bentuk dan fungsi yang sama dengan koin gobog Jepang mon. Koin gobog China sudah ada sejak zaman Dinasti Zhou (1046-256 SM) dan masih digunakan hingga zaman Dinasti Qing (1644-1912 M).

  • Koin gobog Korea

Koin gobog Korea memiliki bentuk dan fungsi yang sama dengan koin gobog Jepang mon. Koin gobog Korea sudah ada sejak zaman Tiga Kerajaan Korea (57 SM-668 M) dan masih digunakan hingga zaman Dinasti Joseon (1392-1910 M).

  • Koin gobog Nusantara

Koin gobog Nusantara memiliki bentuk dan fungsi yang sama dengan koin gobog Jepang mon. Koin gobog Nusantara sudah ada sejak zaman Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7) dan masih digunakan hingga zaman Kerajaan Majapahit (abad ke-13-15).

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga barang sejenis koin gobog

Harga barang sejenis koin gobog dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Kondisi barang. Barang yang masih utuh dan memiliki kondisi yang baik biasanya memiliki harga yang lebih tinggi.
  • Kelangkaan barang. Barang yang lebih langka biasanya memiliki harga yang lebih tinggi.
  • Faktor sejarah. Barang yang berasal dari masa lalu atau memiliki nilai sejarah yang tinggi biasanya memiliki harga yang lebih tinggi.
  • Faktor permintaan. Barang yang diminati oleh banyak orang biasanya memiliki harga yang lebih tinggi.
0 Komentar