“Saya berjualan kopi festival ke festival, event ke event pakai mobil sendiri, hingga dibantu menggunakan mobil maskara dari Ridwan Kamil,” katanya.
Seiring berjalannya waktu, Wulan sering koordinasi dengan Dispangtan Kabupaten Purwakarta untuk mencari ilmu budidaya kopi. Pada tahun 2022, Wulan yang tergabung dalam himpunan pemuda tani pun direkomdasi masuk program Petani Milenial. Wulan bersama rekan lainnya mendaftarkan diri secara online dan terverifikasi.
Setelah masuk program Petani Milenial, Wulan yang belum hafal pasar, harga kopi untuk pemasaran merasakan dampak yang luar biasa. Wulan banyak menemukan banyak relasi, bukan hanya pemasaran tapi bisa stok barang dari Petani Milenial yang lain se-Jawa Barat.
Baca Juga:Momentum Hari Agraria dan Tata Ruang Diharapakan Bisa Berantas Mafia TanahMakmur Pupuk Kujang Jangkau Ribuan Petani Tujuh Provinsi
“Saya bersyukur masuk program Petani Milenial. Bertemu banyak Petani Milenial berbagai komoditi dan berkolaborasi memasarkan produk. Jaringan untuk stok kopi pun bisa sharing dengan Petani Milenial se-Jawa Barat, bahkan bisa memasarkan produk hingga ke luar negeri melalui berbagai pameran,” katanya.
Wulan pun berniat mengembangkan Kopi Liberika, yang saat ini masih dipetakan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Pertanian (BPSBP) Jawa Barat, deangan mengambil sampel tanaman Kopi Liberika di Kelompok Tani Barong Mulya Desa Kiarapedes Kecamatan Kiarapedes Kabupaten Purwakarta, pada bulan Februari 2023.
Pada tahun 2022 lalu, kopi liberika produk Wulan dibawa Ridwan Kamil ke Bern Swiss untuk diberikan kepada Geraldine Beldi, seorang guru di Bern yang menemukan jasad Emmeril Kahn Mumtadz atau Alhamrhum Eril putra Ridwan Kamil. Saat itu, kopi liberika Purwakarta pun mulai dikenal dunia.(add/ery)