KARAWANG-Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karawang, melakukan uji coba bakteri baik probiotik yang dianggap dapat mempercepat penguraian sampah jadi kompos.
Kepala Bidang Kebersihan DLHK Karawang, Guruh Sapta menyebutkan, manfaat bakteri baik probiotik terhadap sampah ini sebelumnya ditemukan oleh salah satu warga Karawang Reza Fahlevi.
Selain dinilai berguna untuk mempercepat penguraian sampah, bakteri ini dikatakan dapat menghilangkan bau pada sampah organik.
“Jadi penggunaan probiotik ini untuk menetralisir patogen pada sampah,” ujarnya.
Dikatakan, bakteri probiotik adalah bakteri positif yang mampu menghasilkan antibiotik alami dan mampu membunuh mikroorganisme patogen.
Baca Juga:Polres Purwakarta Tangkap Tiga Berandalan Motor yang Aniaya Pemuda di Kampung NagrakStaf Ahli Bupati Diberhentikan Sementara, Tersangka Dugaan Korupsi Belanja Tak Terduga
Sedangkan patogen sendiri adalah organisme yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi manusia.
“Kita kan belum tahu nih, makanya saya meminta tolong ke TPS-TPS untuk dicatat hari per hari perubahannya,” terang Guruh.
Dijelaskan, metode uji cobanya berbentuk penyemprotan, sampah-sampah disemprot bakteri baik probiotik kemudian didiamkan sampai terlihat adanya perubahan.
Penyemprotannya dilakukan sekali semprot dengan menyesuaikan komposisi dan jumlah sampahnya.
“Jadi dilihat aja dari perubahan, contoh dari warna ada perubahan tidak, terus dari baunya yaitu pertama datang bau sampahnya seperti apa dan setelah disemprotkan selah sehari seperti apa,” katanya.
Penemu formula bakteri baik probiotik, Reza Fahlevi menyampaikan, dirinya memulai riset sejak tahun 2008. Saat ini, sudah banyak bakteri baik probiotik yang ia kembangkan salah satunya untuk sampah.
“Uji coba ini hanya dilakukan pemerintah Karawang saja. Sebelumnya produk semprot ini sudah dipasarkan ke beberapa tempat seperti TPA Kendari, Cakung dan TPA Bantar Gebang,” ujarnya.
Ia memaparkan, pengaplikasian disemprot karena produk bakteri baik probiotiknya berbentuk cairan. Detail pengaplikasiannya hanya disemprot dan dicampur dengan air. Lalu dismprot ke sampahnya dan diaduk. “Setelah itu sudah tinggal didiamkan saja, nanti terjadi permentasi,” paparnya.
Baca Juga:Utari Dapat Legalitas Usaha Gratis Berkat Program Petani MilenialCerita Polisi Subang Saat Tangkap Pelaku Kejahatan, Ada yang Berontak Ada Juga yang Pasrah
Ia menambahkan, biasanya setelah 1 hari disemprot, bau hilang. “Nanti sampai panen kompos itu kurang lebih antara 3 sampai 6 hari,” pungkasnya.(use/ery)