KARAWANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat bahwa sepanjang musim kemarau tahun 2023, jumlah desa yang terdampak kekeringan di Kabupaten Karawang terus bertambah.
Saat ini, ada empat kecamatan dengan total 15 desa yang terdampak kekeringan.
“Awalnya ada 12 desa yang terdampak, tetapi hingga tanggal 2 Oktober 2023, jumlahnya bertambah menjadi 15 desa yang tersebar di 4 kecamatan,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Karawang, Ferry Muharram.
Baca Juga:Kolaborasi Dinkes Subang dan FIKOM Unsub untuk Merealisasikan Program ‘Meteor Elon’Sekretaris Koni Karawang Diganti, Rahmat Gunadi Menggantikan Johni Heru Wibowo
Keempat kecamatan tersebut adalah Tegalwaru dengan 6 desa terdampak, Pangkalan dengan 7 desa terdampak, Telukjambe Barat dengan 1 desa terdampak, dan Ciampel dengan 1 desa terdampak. Total keseluruhan warga yang terdampak mencapai 20.186 jiwa dari 7.053 Kartu Keluarga (KK).
“Kecamatan Pangkalan merupakan yang paling parah, dengan 7 desa terdampak. Saat ini, kami terus mendistribusikan air bersih ke pemukiman yang terdampak,” jelasnya.
BPBD Karawang telah mendistribusikan total 59 tangki air bersih yang berisi sekitar 277.000 liter untuk mengatasi kekeringan ini.
Untuk mengatasi masalah kekeringan ini, BPBD Karawang telah menyiapkan upaya jangka pendek dan jangka panjang.
Ferry berharap pihaknya dapat terus memantau dan membantu setiap wilayah di Karawang yang membutuhkan pasokan air bersih.
“Dalam upaya jangka pendek, kami berkoordinasi dengan berbagai elemen, termasuk komunitas yang memberikan bantuan. Kami mengarahkan bantuan ini ke lokasi yang membutuhkan,” ujar Ferry.
Sementara untuk upaya jangka panjang, di wilayah yang terdampak, akan dilakukan reboisasi dengan menanam jenis pohon yang mampu mengikat air, seperti pohon bambu, pucung, dan aren. “Ini telah direncanakan dalam rapat koordinasi dengan dinas teknis,” tambahnya.(use/ded)