PASUNDAN EKSPRES – Penyebab impulsive buying cukup menarik untuk dibahas. Bagi kebanyakan orang, berbelanja merupakan salah satu kegiatan yang bisa mengatasi stres.
Tapi, kendati demikian, kebiasaan tersebut akan menimbulkan perilaku impulsive buying yang cukup mengganggu.
Impulsive buying merupakan perilaku di mana seseorang melakukan pembelian tanpa perencanaan yang matang atau pertimbangan yang rasional.
Baca Juga:5 Rekomendasi Kegiatan Self Love yang Bisa Kamu Terapkan Setiap HariBegini Cara Sederhana Mengurangi Polusi Udara, Jangan Mau Hidupnya Aja, Jaganya Gak!
Perilaku ini seringkali membuat pelakunya berakhir merasa menyesal dan stres karena sudah menghabiskan uang dengan membeli barang yang tidak berguna. Tapi, setelah itu mereka cenderung akan mengulanginya lagi.
Mengenai masalah di atas, di sini kamu bisa menemukan penyebab dari impulsive buying. Yuk, simak ulasannya di bawah ini sampai selesai.
Penyebab Impulsive Buying
Berikut adalah penyebab impulsive buying yang harus kamu ketahui.
1. Ingin Mendapatkan Kebahagiaan
Namun, sayangnya kebahagiaan yang diperoleh dari pembelian impulsif cenderung bersifat sementara dan dapat menimbulkan masalah di kemudian hari, seperti rasa penyesalan.
2. Tergoda Promo dan Diskon
Salah satu penyebab lain dari perilaku impulse buying adalah mudah tergoda oleh label promo atau diskon.
Meskipun label-label ini sengaja ditempatkan untuk menarik perhatian konsumen, penting bagi kamu untuk tetap bijak dalam melakukan pembelian.
Perilaku impulse buying sering muncul karena konsumen berpikir bahwa mereka akan kehilangan kesempatan yang berharga jika tidak segera membeli produk tersebut, karena diskon tersebut tidak akan tersedia di lain waktu.
Baca Juga:6 Cara Mengatasi Susah Tidur yang Bisa Kamu Coba, si Paling Overthinking Harus Tahu iniCobain 4 Cara Jual Uang Kuno, Praktis dan Langsung Sat Set Sat Set Kaya Raya
3. Tidak Mau Ketinggalan Tren
Orang yang sering kali terlibat dalam perilaku impulse buying umumnya sangat memperhatikan gengsi dan status sosial.
Sebagai contoh, mereka mungkin membeli pakaian dengan harga yang tinggi, meskipun sebenarnya tidak membutuhkannya.
Selain itu, perilaku ini juga dapat dipicu oleh FOMO (Fear of Missing Out), yaitu ketakutan untuk ketinggalan tren terbaru.