SUBANG – SMPN 6 Subang telah mengadakan kegiatan P5 sebagai penanda pelaksanaan Kurikulum Merdeka di sekolah ini.
SMPN 6 Subang mulai menerapkan Kurikulum Merdeka untuk kelas 7. Pembelajaran di kelas 7 menjadi berbeda dengan kelas 8 dan 9 di SMPN 6 Subang, karena sekolah ini mulai menerapkan Kurikulum Merdeka.
“Tahun ini, pembelajaran di kelas 7 berbeda dengan kakak-kakak kelasnya, karena kelas 7 sudah mulai menggunakan Kurikulum Merdeka sementara kakak kelasnya masih menggunakan Kurikulum 2013. Implementasi Kurikulum Merdeka ini memerlukan kerjasama antara pihak sekolah, orang tua siswa, komite, dan berbagai pihak lainnya,” kata Wakasek Kurikul SMPN 6 Subang, Destedy M. Ridloansyah.
Baca Juga:Dua Anak di Pamanukan Terkena Difteri, Puskesmas dan Pemerintah Desa Gencar Sosialisasi PencegahanPemda Ultimatum PT BEJ, Beri Waktu Dua Bulan untuk Pembongkaran Material
P5 adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu yang mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila. P5 dalam Kurikulum Merdeka adalah proyek lintas disiplin ilmu yang kontekstual dan berbasis pada kebutuhan masyarakat maupun berbasis masalah di lingkungan sekolah. P5 sendiri merupakan singkatan dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Menurut Destedy, SMPN 6 Subang saat ini masih beradaptasi dengan kurikulum tersebut dan mencoba mengaplikasikan P5.
“Kami perlu beradaptasi dengan kurikulum ini, baik guru, siswa, dan pihak lainnya, karena Kurikulum Merdeka berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 mungkin lebih berfokus pada materi-materi yang diajarkan, sedangkan Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada keterlibatan siswa,” ujarnya.
Kegiatan P5 yang dilakukan adalah penelusuran minat siswa, yang selanjutnya mereka akan dikelompokkan dalam pembelajaran P5 sesuai dengan tema-tema yang ditetapkan.
“Sebelumnya, tema yang telah dijelajahi adalah ‘Gaya Hidup Berkelanjutan’, dan sekarang kita fokus pada tema ‘Suara Demokrasi’,” tambah Destedy.
Kegiatan P5 ‘Suara Demokrasi’ mencakup pemilihan duta-duta, pemilihan ketua OSIS, dan berbagai aktivitas lain yang memperkenalkan siswa pada konsep hidup bernegara yang baik melalui partisipasi aktif dalam pemilihan dan proses demokrasi.(fsh/ded)