BANDUNG-Sebagai penutup rangkaian Dies Natalis Fakultas Pendidikan Seni dan Desain (FPSD) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ke-9 dan pembuka Dies Natalis UPI yang ke-69, Pameran Tunggal Prof. Dr. Tjetjep Rohendi Rohidi, M. A digelar dengan tema Balik Bandung: Genesis Ruang Rupa Rasa dan Rasio.
Pameran ini diadakan di Museum Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. DR. Setiabudhi Nomor 229, Isola, Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat yang dibuka pada Selasa, 3 Oktober 2023, pukul 10.00 WIB, dan akan berlangsung hingga 18 Oktober 2023.
Acara ini menjadi salah satu agenda utama dalam rangkaian kegiatan dies natalis FPSD ke-9, yang diadakan untuk merayakan pencapaian dan kontribusi gemilang Prof. Tjetjep Rohendi Rohidi dalam dunia seni rupa.
Baca Juga:LGBT: Bara Dalam Sekam Dunia PendidikanTiga Rumah Sekitar Perum Peruri Karawang Dilahap si Jago Merah
“Dalam kesempatan ini, saya ingin menghaturkan terima kasih kepada Prof. Dr. Tjetjep Rohendi Rohidi, M. A. atas dedikasi dan kontribusinya yang telah melampaui batas-batas seni rupa, serta telah berkenan memamerkan karyanya, dan menjadi bagian dalam perayaan Dies Natalis ke-9 FPSD UPI. Hal ini menjadi momen penting di mana seni dan kreativitas berpadu untuk merayakan prestasi dan dedikasi seorang seniman yang telah menjadi ikon dalam dunia seni rupa,” ucap Dekan Fakultas Pendidikan Seni dan Desain UPI, Prof, Dr. phil. Yudi Sukmayadi, M.Pd.
Yudi menyampaikan terima kasih kepada Rektor UPI, Prof. Dr. M. Solehuddin M.Pd yang berhalangan hadir beserta segenap pimpinan universitas yang telah mendukung terselenggaranya acara tersebut.
Tajuk Genesis Ruang Rupa yang diangkat oleh Tjetjep Rohendi Rohidi adalah konteks percakapan rasa dan rasio yang merupakan tata pikir berpadukan rasa untuk menghasilkan ruang rupa.
“Karya saya tidak menunjuk atau diawali dengan bentuk yang mengarah kepada hasil. Saya menikmati proses, cenderung induktif dalam pembentukan. Hasil merupakan wujud dari eksplorasi visual dalam berbagai teknik dan mediumnya,” ujarnya.”Prinsip-prinsip dasar itu saya pegang. Saya menikmati kegiatan berkarya, dan dalam waktu—waktu luang menyempatkan diri untuk melatih tangan, mengembangkan pemahaman sosial budaya yang lebih luas, dan pengungkapan imajinasi,” ucap Tjetjep Rohendi Rohidi.