Filosofi ini mencerminkan, seharusnya tidak ada batas atau jarak antara dunia pendidikan di dalam kelas dengan realitas di luarnya.
Apa yang peserta didik terima di dalam kelas harus terkait dengan kejadian nyata di sekitarnya.
Sekolah sebaiknya tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga kemampuan lainnya. Sehingga, anak tidak hanya pandai secara akademik, tetapi juga mampu menerapkan ilmunya tersebut. Bentuk konsep tiga dinding ini bisa diterjemahkan dengan berbagai kegiatan belajar yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dan pembelajaran kontekstual, dimana peserta didik mengalami proses pembelajaran secara langsung. Kegiatan pembelajaran di luar ruangan akan membantu peserta didik belajar mengenali isu-isu terkini dan mencari solusi tentang masalah yang ada di sekitarnya. Sekolah juga bisa mengadakan kegiatan tambahan di luar sekolah seperti outbond dan karya wisata ke berbagai tempat. Tentu saja, kegiatan-kegiatan tambahan itu dikemas dengan nilai-nilai edukatif.
Baca Juga:Setiap Penerima Bantuan PKH di Karawang Diminta Rp50.000, Tim Saber Pungli Langsung Selidiki Pemdes Mulyasejati Karawang Gelar Hajat Bumi Lestarikan Budaya Sunda
Konsep belajar Taman Siswa, Patrap Triloka, dan konsep belajar tiga dinding adalah sebagian filosofi Pendidikan yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara masih banyak lagi konsep belajar yang menarik untuk kita pelajari dan terapkan bersama. Menariknya filosofi Pendidikan yang Beliau ajarkan tetap relevan dan dapat diterapkan dalam pendidikan di masa sekarang dan semua berakar dari nilai-nilai kebaikan yang kita miliki sebagai bangsa Indonesia.