Oleh :
Edi Rianto, S.Si
(Guru SMA Negeri 2 Rembang)
Kurikulum Merdeka dengan Profil Pelajar Pancasila (P3) nya mempunyai enam dimensi, yaitu pertama, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, kedua, mandiri, ketiga, bergotong royong, keempat, berkebhinekaan global, kelima, bernalar kritis dan yang keenam, kreatif. Keberadaan pancasila bukan hanya sebagai dasar negara, tetapi juga sebagai representasi perilaku pelajar Indonesia yang sesuai dengan nilai – nilai yang ada, hal tersebut diterapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Profil Pelajar Pancasila, dimana enam dimensi yang ada tersebut dijabarkan dalam elemen dan sub elemen. Profil Pelajar Pancasila dirancang untuk menciptakan pelajar sepanjang hayat yang berkompeten, berkarakter dan berprilaku sesuai dengan nilai – nilai pancasila.
Kurikulum merdeka belajar berisi sebuah Proyek yang disebut dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Tujuannya adalah untuk mewujudkan dimensi – dimensi yang ada dalam Profil Pelajar Pancasila. Kearifan lokal merupakan pandangan hidup suatu masyrakat tertentu mengenai lingkungan alam tempat mereka tinggal.
Baca Juga:Manfaat Survei Lingkungan Belajar bagi SekolahBersinarnya Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara?
Pandangan hidup ini biasanya adalah pandangan hidup yang sudah berurat akar menjadi kepercayaan orang – orang diwilayah tersebut selama puluhan bahkan ratusan tahun. Sehingga dengan adanya P5 yang mengambil tema kearifan lokal ini dapat memperkenalkan kembali kearifan lokal disekitar peserta didik, sehingga peserta didik akan lebih menghargai budaya daerah dan diharapkan nantinya akan tetap dapat mengembangkan dan memperkenalkan budaya daerah mereka ke dunia luar.
Beberapa bentuk kearifan lokal seperti sastra lisan ( pantun, cerita rakyat, peribahasa), tradisi, artefak budaya, produk kesenian dan kerajinan merupakan warisan leluhur yang sangat bernilai. Kearifan lokal ini sudah ada sejak ribuan tahun dan diciptakan untuk beragam tujuan.
Diantara tujuan tersebut yaitu menjaga sumber daya alam dan sumber daya lokal. Namun, generasi yang hidup sekarang umumnya kurang memahami makna kearifan lokal ini, sehingga tantangan yang terjadi di masa sekarang terkait sumber daya alam dan sumber daya lokal seolah datang begitu saja tanpa ancang – ancang.
Padahal beberapa nilai kearifan lokal sendiri memiliki potensi sebagai tindakan preventif, yaitu untuk mencegah masalah yang akan terjadi.