PASUNDAN EKSPRES – Soal dugaan pemerasan oknum KPK yang melibatkan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, telah mencapai tahap pengembangan.
Pada Kamis (5/10/2023), Syahrul memberikan keterangan di Polda Metro Jaya terkait laporan yang dibuat oleh masyarakat pada 12 Agustus 2023 mengenai dugaan pemerasan tersebut.
Syahrul tidak memberikan rincian detail terkait kasus dugaan pemerasan tersebut, namun ia menjelaskan bahwa laporan tersebut berkaitan dengan pemerasan dan hal-hal terkait lainnya yang dilaporkan oleh masyarakat pada 12 Agustus 2023.
Baca Juga:Panen Padi di Subang, Jokowi Sebut Cadangan Beras di Bulog Masih KurangJokowi Panen Padi di Subang, Hasilnya Capai 9 Juta Ton Per Hektar
Di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Syahrul mengatakan bahwa ia telah menjelaskan dengan jelas apa yang ia ketahui tentang laporan tersebut.
Namun, di sisi lain, Ketua KPK, Firli Bahuri, membantah keras tuduhan pemerasan yang dialamatkan kepada pimpinan KPK.
Firli menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak benar dan tidak pernah dilakukan oleh pimpinan KPK.
Ia mengakui mengenal Syahrul, tetapi membantah adanya komunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam kasus tersebut.
Firli menegaskan bahwa tidak ada orang yang datang kepada dirinya terkait isu pemerasan sejumlah 1 miliar dolar seperti yang diberitakan.
Polda Metro Jaya, yang sedang menyelidiki kasus ini, belum mengungkapkan identitas pelapor dugaan pemerasan tersebut.
Direktur Reskrimsus Polda Metro, Kombes Ade Safri Simanjuntak, mengungkapkan bahwa sejak tanggal 21 Agustus 2023, tim penyelidik Subdit Tipidkor Ditreskrimsus Polda Metro Jaya telah melakukan serangkaian penyelidikan untuk menemukan bukti terkait dugaan tindak pidana yang dilaporkan.
Baca Juga:Persib Bandung Gagah di Kandang Lawan, Balikan Keadaan dengan MenawanUang Koin Dihargai Rp 100 Juta, Gak Masuk Akal Tapi Ada, Cek di Sini
Selama proses penyelidikan, enam orang, termasuk Mentan Syahrul Limpo, sopir, dan aide-de-camp (ADC) dari politikus NasDem, telah dimintai keterangan.
Syahrul sendiri telah menjalani klarifikasi sebanyak tiga kali, dengan klarifikasi terakhir dilakukan pada Kamis (5/10/2023).
Proses penyelidikan ini terus berlanjut, menciptakan ketegangan dalam lingkaran elite kekuasaan.