PASUNDAN EKSPRES – Israel dilanda kejutan hebat dengan serangan mendalam yang dilancarkan oleh pasukan militan Palestina, Hamas, sejak Sabtu (7/10).
Serangan ini telah mengakibatkan korban jiwa yang cukup besar di Israel, dengan lebih dari ratusan orang tewas, sementara lebih dari 100 lainnya menjadi sandera Hamas dan dibawa ke Gaza.
Mantan Kepala Badan Intelijen Israel Mossad, Efrain Halevy, dengan terbuka mengakui bahwa negaranya “kecolongan” dalam menghadapi serangan mendadak Hamas yang mendalam ini.
Baca Juga:6 Situasi Terkini Perang Palestina vs Israel, Korban Mencapai 1000 Orang LebihSyahrul Yasin Limpo Bertemu Jokowi di Istana, Bahas Proses Hukum sampai Komitmen
“Kami tidak mendapat peringatan apa pun, dan sungguh mengejutkan bahwa perang pecah hari ini,” ujar Halevy seperti yang dikutip Pasundan Ekspres dari CNN.
Halevy juga mengakui bahwa jumlah roket yang ditembakkan oleh militan Palestina dalam serangan ini berada pada skala yang “belum pernah terjadi sebelumnya”.
Bahkan, dia menegaskan bahwa ini merupakan kali pertama pasukan Gaza berhasil menembus jauh ke dalam wilayah Israel, bahkan menguasai desa-desa di wilayah tersebut.
Hal ini patut diperhatikan karena sangat jarang militan Palestina dapat masuk ke Israel dari Gaza, mengingat wilayah tersebut selama ini telah ditutup dan diawasi ketat oleh militer Israel.
Wilayah Gaza sendiri merupakan salah satu wilayah terpadat di dunia, dengan lebih dari dua juta penduduk tinggal dalam kondisi berdesakan di wilayah pesisir seluas 140 mil persegi.
Wilayah ini saat ini dikuasai oleh Hamas dan telah terputus hubungannya dengan dunia luar sejak Israel memberlakukan blokade darat, udara, dan laut terhadap Gaza sejak tahun 2007.
Di perbatasan selatan Gaza, Mesir mengendalikan wilayah Rafah. Sementara itu, Israel telah memberlakukan pembatasan ketat terhadap kebebasan bergerak warga sipil.
Baca Juga:Panduan Terbaik untuk Menjual Uang Koin Kuno dengan Cepat dan MenguntungkanPedas! Kritik Jalan Rusak Desa Munjul Pabuaran Subang Ala Awonk Uha, Bikin Netizen Greget
Dan mengontrol impor barang kebutuhan pokok ke wilayah Gaza. Fakta ini membuat “kesuksesan” serangan mendalam Hamas ke Israel menjadi sebuah kejutan yang patut diperhitungkan.
Wakil Pejabat Intelijen Nasional Amerika Serikat untuk Timur Tengah, Jonathan Panikoff, tidak dapat menyembunyikan kekecewaannya atas serangan ini dan menyebutnya sebagai kegagalan intelijen yang memalukan.
“Ini adalah kegagalan intelijen, tidak mungkin terjadi sebaliknya. Ini adalah kegagalan keamanan, merusak hal yang selama ini dianggap sebagai pendekatan berlapis yang agresif,” tegas Panikoff dalam wawancara dengan Reuters.