Oleh :
Edi Rianto, S.Si
(Guru SMA Negeri 2 Rembang)
Pendidikan kita, hingga sekarang masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta – fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. Paradigma klasik tersebut sulit untuk dirubah tetapi bisa disiasati,untuk itu diperlukan sebuah strategi belajar baru yang lebih memberdayakan peserta didik. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan peserta didik menghafal fakta – fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong peserta didik mengkontruksikan di benak mereka sendiri. Dalam proses belajar, anak atau peserta didik dapat belajar dari pengalaman mereka sendiri, mengkonstruksi pengetahuan kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Melalui proses belajar yang mengalami sendiri, menemukan sendiri, secara berkelompok seperti bermain, maka anak menjadi senang, sehingga tumbuhlah minat untuk belajar. Banyak faktor yang mempengaruhi minat belajar dari peserta didik, baik faktor yang berasal dari dalam maupun taktor yang berasal dari luar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar peserta didik, diantaranya : Bahan pelajaran, sikap guru, keluarga, teman pergaulan, lingkungan, fasilitas, cita- cita maupun dari media massa yang mempunyai pengaruh yang sangat besar kepada peserta didik.
Proses belajar mengajar mengharuskan guru mempunyai tugas untuk memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan demi terciptanya tujuan pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar di kelas terdapat keterkaitan yang erat antara guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana. Salah satu kesulitan peserta didik dalam mempelajari pelajaran adalah memahami konsep pada materi – materi tertentu, akibatnya terjadi banyak kesulitan peserta didik dalam mengerjakan soal – soal yang berhubungan dengan materi tersebut. Sebagai salah contoh adalah pada mata pelajaran geografi. Di mana geografi merupakan mata pelajaran yang sangat kompleks, yang mempunyai materi pelajaran yang sangat banyak. Baik menyangkut aspek fisik (alam) maupun aspek sosial (manusia),sehingga dituntut kemampuan guru untuk mengupayakan metode dan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan mental peserta didik. Untuk itu, diperlukan model pembelajaran yang tepat yang dapat membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran pada capaian pembelajaran yang terkait dengan alur tujuan pembelajaran yang sesuai, ataupun mata pelajaran yang lainnya.