SUBANG – Indonesia kaya akan warisan budaya yang tersebar di seluruh penjuru negeri. Di Subang, kita juga memiliki beragam seni dan budaya yang patut dibanggakan, salah satunya adalah Tayub Kosar.
Tayub, dalam pengertian umum, adalah seni tradisional yang menggabungkan tarian pria dan wanita bersama-sama dengan musik gamelan. Seni ini telah berkembang pesat di berbagai daerah di Jawa Barat, termasuk Subang, Cirebon, dan Sumedang.
Moch Khadar Hendarsyah S.Pd., M.Hum., seorang ahli seni, menjelaskan, Awalnya, Tayub berasal dari kalangan bangsawan dan menak. “Itu biasanya dipertunjukkan dalam acara khusus atau untuk menyambut tamu terhormat di keraton Cirebon dan Sumedang,” katanya.
Baca Juga:Kadisdikbud Subang: PKBM Mekar Jaya Abadi Konsisten Tingkatkan Kualitas Pendidikan Non-FormalBorneo Kopi, Kedai Kopi Terfavorit dengan Suasana Asri
Namun, seiring berjalannya waktu dan perubahan budaya masyarakat, Tayuban yang awalnya tari pergaulan antara pria dan wanita di kalangan bangsawan di Cirebon dan Sumedang, meluas hingga ke wilayah Priyangan, termasuk Subang.
Pada masa penjajahan Belanda, Tayub digunakan sebagai sarana hiburan oleh pejabat Belanda, bangsawan, dan Priyayi. Subang, yang merupakan daerah perkebunan “P en T landen” (sekarang PTP Nusantara), menarik pendatang dari luar wilayah, seperti Cirebon dan Sumedang, yang membawa nilai-nilai budaya keraton (menak bangsawan).
Inilah yang memicu akulturasi budaya antara pendatang dan budaya lokal, termasuk seni Tayub yang kini berkembang di Kampung Kosar, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Subang.
Seni Tayub Kosar merupakan salah satu contoh nyata dari bagaimana warisan budaya terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman, memperkaya kekayaan budaya Indonesia. (fsh)