Dr Aqua Dwipayana mengatakan akan berhenti beraktivitas termasuk silaturahim serta melaksanakan Sharing Komunikasi dan Motivasi jika Allah Swt telah menghentikannya. Selanjutnya mempertanggungjawabkan semuannya kepada Allah Swt sebagai pemiliknya.
“Selama 18 tahun menjadi orang bebas merdeka, Allah Swt telah memberi banyak rezeki kepada saya sekeluarga. Semuanya sangat saya syukuri dan nikmati. Alhamdulillah, atas ridho Allah Swt semoga saya bisa terus berkarya dan maksimal membantu sesama yang membutuhkannya. Aamiin ya robbal aalamiin…,” kata Dr Aqua Dwipayana penuh syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa.
Pelajaran yang bisa diambil dari perjalanan hidup Dr Aqua Dwipayana adalah tidak ada sebuah kenikmatan yang datang secara kebetulan. Tidak mungkin sebuah kesuksesan hadir tanpa sebuah perjuangan.
Baca Juga:Samsung Galaxy S23 FE: A Flagship Phone for a Fraction of the CostIni Asli! Jual Duit Logam 1000, Kamu Bisa Kaya Mendadak
Hal inilah yang sudah dijalani dan dibuktikan oleh seorang Dr Aqua Dwipayana, yang sekarang jadi aset nasional. Motivator handal yang telah mencurahkan sebagian besar waktu, tenaga, pikiran, dan materinya untuk kemajuan umat.
Tekad Kuat dan Keberanian
Bagi banyak kalangan, kehilangan mata pencaharian pada usia yang relatif masih produktif adalah musibah besar. Betapa tidak, hal itu dapat berdampak serius pada kehidupan ekonomi, sosial, dan psikologis seseorang. Oleh karena itu, memilih berhenti bekerja di saat karier tengah menanjak dan itu berarti kehilangan sandaran nafkah secara berkala dalam kehidupan, akan dianggap sebagai keputusan yang naif dan terlampau berani. Jangan-jangan orang yang melakukannya akan dianggap “gila” atau setidaknya “terlalu spekulatif”.
Akan tetapi, tidak bagi segelintir orang. Salah satunya adalah Dr Aqua Dwipayana. Ketika kita menyelami kisah perjalanan hidupnya, tekad kuat dan keberanian memutuskan menjadi bukti nyata kekuatan menjalani hidup. Secara sadar dan dipenuhi keyakinan, pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, 23 Januari 1970 serta alumnus Prodi Magister dan Doktoral dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tersebut membuat keputusan besar dalam hidupnya.
Setelah sempat bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar terkemuka nasional di antaranya Suara Indonesia, Jawa Pos, Surabaya Minggu, dan Bisnis Indonesia, Dr Aqua Dwipayana sempat berpindah “spektrum” pekerjaan dengan menjadi Humas Semen Cibinong. Sesudah sekitar sepuluh tahun mengabdi pada salah satu perusahaan besar nasional tersebut, pada 30 September 2005, pria rendah hati itu memutuskan berhenti bekerja. “Saya ingin menjadi orang yang ‘merdeka’ seutuhnya. Menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya atasan,” ungkap Dr Aqua Dwipayana.