SUBANG-Tinggi air di Bendung Leuwinangka hanya 40 sentimeter. Kemarau yang berkepanjangan menyebabkan kurangnya air di bendungan tersebut.
Keberadaan Bendung Leuwinangka sangat penting bagi pertanian. Bendungan ini dapat mengairi 4.387 hektare areal persawahan di 3 kecamatan yaitu Pagaden Barat, Pagaden dan Subang.
Saat ini, banyak petani yang mengeluh karena kekurangan pasokan air dari Bendung Leuwinangka. Mereka mengadu ke kantor Seksi Bendung Leuwinangka.
Baca Juga:Regio Playground, Pelopor Tempat Bermain Anak di SubangGerindra Subang Usulkan Gibran Dampingi Prabowo Pada Pilpres 2024
“Banyak keluhan dari petani. Mereka sampaikan keluhan ke kantor seksi,” kata petugas operator Bendung PJT II Erick kepada Pasundan Ekspres.
Dia menyebut, saat ini debit air hanya 2.587 meter kubik per detik. Jika dihitung dengan tingkat ketinggian di area Bendung Leuwinangka hanya 40 sentimeter saja.
Erick mengatakan, dengan jumlah debit air tersebut, maka pasokan air sangat kurang untuk mengairi areal persawahan di tiga kecamatan. Sebab normalnya untuk debit air harus 3.984 meter kubik/detik.
“Sangat kurang, untuk mengairi areal persawahan di 3 kecamatan,” ujarnya.
Seksi Bendung Leuwinangka telah menatapkan jadwal pembagian air. Pukul 24.00-12.00 WIB dialirkan ke Subang. Lalu dari pukul 12.00-24.00 WIB di alirkan ke Pagaden Barat dan Pagaden.
Kepala BPBD Kabupaten Subang Udin Jazudin mengatakan, kekeringan ekstrem yang terjadi dampaknya tidak hanya kepada para petani, melainkan kepada seluruh masyarakat.
“Ini saja ada permintaan air bersih di salah satu sekolah dasar di Kelurahan Dangdeur, dan kita langsung tindak lanjuti,” ujarnya.
Dia mengimbau kepada para petani, dan masyarakat agar selalu berbagi dan bijak dalam penggunaan air.
Baca Juga:DPRD Kota Bandung Dukung Polrestabes Jaga Kekondusifan PemiluDPC PUTRI Dorong Kolaborasi Antar Pengelola Pariwisata di Kabupaten Subang
“Saling berbagi, dan bijak menggunakan air di saat kondisi seperti ini,” ujarnya.(ygo/ysp)