Engaku harus menutup mukamu dengan berbagai topeng kepalsuan. Bisa berwarna kesalehan, kewibawaan, kemewahan, kedermawanan atau apapun.
Engkau hidup bukan atas namamu. Namamu menyemat dalam dada sebagai koruptor.
Namamu telah lama terkubur dalam reruntuhan bentengmu. Entah namamu masih dalam keadaan hidup atau mati.
Baca Juga:Resmikan Plant Pertama di Indonesia, Kementerian ESDM: PLN Miliki Cara Paling Cepat Hasilkan Green HydrogenPojokan 171, TegakLurus
Nama itu akan hidup jika kau telah rebah dalam kubangan kehinaan.
Entah, masihkah ada orang yang mau menyapa dalam namamu yang asal. Sebab namamu yang asal telah mati, terbungkus label lain. Namamu yang asli adalah kejujuran dan kesederhanaan.
Melahirkan keberkahan dalam hidup. Masihkan itu menyemat dalam nama kita saat ini. (Kang Marbawi, 15.10.23)